Lihat ke Halaman Asli

Oligarki Membunuh Demokrasi

Diperbarui: 24 Agustus 2024   08:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Oligarki Membunuh Demokrasi

Di tengah suara rakyat, demokrasi terdiam,
Tinggal bayangan, dalam lumpur kejam.
Yang dulu dibanggakan, kini remuk terhempas,
Demi segelintir berkuasa, hak rakyat terampas.

Sinar mentari yang dulu, membakar semangat
Terhalang oligarkis, terhimpit dan pengap.
Memimpin bukan lagi mengabdi, tapi hanya hasrat sesaat
Panggung kuasa, hak rakyat terabaikan gelap.

Di mana suara rakyat, yang dulu jadi raja??!

Slalu menutup mata, melupakan sejarah,
Yang gugur bunga, dilupakan dalam pusara.
Keputusan dibuat untuk kekuasaan, golongan, dan kemewahan, bukan untuk kesejahteraan.

Demokrasi, oh demokrasi, kini kau mengerang,
Kau yang seharusnya agung, kini terjerat tipu daya.
Kita rindu hari, adil dan benar bicara lantang,
Dan harapan rakyat, kembali bercahaya.

Apakah suara rakyat, Masih suara Tuhan??!

Slalu menutup mata melupakan sejarah
Yang gugur bunga, dilupakan dalam pusara.
Keputusan dibuat untuk kekuasaan, golongan, dan kemewahan, bukan untuk kesejahteraan.

Oligarki membunuh demokrasi

Tuk menutup mata melupakan sejarah
Yang gugur bunga, dilupakan dalam pusara.
Keputusan dibuat untuk kekuasaan, golongan, dan kemewahan, bukan untuk kesejahteraan.

Di mana suara rakyat, yang dulu jadi raja??!
Yang gugur bunga, dilupakan dalam pusara.
Keputusan dibuat untuk kekuasaan, golongan, dan kemewahan, bukan untuk kesejahteraan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline