Lihat ke Halaman Asli

Pesta Para Pendengki

Diperbarui: 20 Juli 2024   11:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Pesta Para Pendengki

Gegap gempita sorak sorai,
Tawa dan caci maki bergema,
Demi melawan dan tipu daya,
Mempertahankan diri tak peduli.

Hati yang miskin, budi yang kelam,
Pesta pora tanpa makna,
Upaya sia-sia membenarkan diri,
Tenggelam dalam kekacauan.

Teriak dan tangis, adu mulut tak henti,
Saling serang, saling ejek tanpa ampun,
Kebaikan tersingkir, kebenaran terlupakan,
Kemiskinan jiwa merajalela.

Pesta pendengki, pesta pura-pura,
Menutupi kekosongan dalam diri,
Menghakimi tanpa belas kasih,
Terpuruk dalam kegelapan hati.

Semoga suatu hari,
Pesta ini berakhir,
Digantikan oleh ketulusan dan perdamaian,
Membangun hidup yang bermakna.

Bersama ketulusan. 

Bukan kedengkian. 

Jogja, 17 Juli 2024

18: 33 wib




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline