Lihat ke Halaman Asli

Abdul Kahar

Pembaca aktif, penulis pasif

Islam dan Tantangan Dakwah Kontemporer

Diperbarui: 14 Maret 2018   10:16

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Islam adalah agama kasih sayang yang telah mengangkat derajat manusia menjadi tinggi. Islam mampu menjadi sebab atas setiap kejayaan karena ia merupakan agama yang langsung mendapat jaminan kemurnian dari Allah SWT.

Bangsa Arab merupakan salah satu saksi bagaimana Islam mengangkat derajat manusia. Berkat hidayah Islam, masyarakat Arab yang semula terpecah belah menjadi bersatu; yang sebelumnya jahiliyah (bodoh) menjadi berperadaban; yang sebelumnya berhati keras menjadi berkasih sayang; yang sebelumnya menyembah berhala menjadi penyembah Tuhan Yang Maha Esa[1]. Islam datang sebagai pembaharu yang mengantarkan bangsa arab pada kewibawaan, kejayaan, keagungan, dan kekayaan. Sehingga, Dalam tempo separuh abad saja Islam berhasil menguasai separuh bola dunia.

Islam di puncak kejayaan menjadi sebuah kiblat bagi umat -- umat yang ada di dunia, ia menjadi panutan sekaligus pedoman bagi masyarakat di berbagai belahan dunia. Sehingga nostalgia akan kejayaan yang pernah ada di masa lalu menjadi suatu kebanggaan tersendiri bagi umat islam hari ini.

Pada zaman keemasan islam, banyak kemajuan dan prestasi yang diraih dibidang sains, matematika, dan teknologi. Sehingga islam pernah mendominasi dan menghasilkan penemuan -- penemuan yang menakjubkan dan membuka cakrawala dunia sains[2]

Potret umat islam hari ini mengalami proses degradasi tak berkesudahan yang mengakibatkan islam menjadi terbelakang. Sehingga setiap langkah kemuduran harus menjadi objek kajian tersendiri bagi setiap muslim yang mengharapkan kemajuan. Proses degradasi yang terjadi tidak pernah terlepas dari dari usaha -- usaha sistematis yang dilakukan oleh musuh -- musuh islam agar islam dihapuskan dari permukaan bumi ini. Allah Subhanahu wata'ala berfirman di dalam Alquran surah Al -- Baqarah/2:120.

Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu[3].

Dari ayat ini kita bisa memahami bahwa orang -- orang kafir tidak akan pernah senang dengan Islam sampai seorang muslim mengikuti agama mereka, maka kita selaku seorang muslim harus berhati -- hati karena jauh -- jauh hari Rasulullah Sallahu 'Alaihi Wasallam telah mengingatkan dalam hadits yang diriwayatkan oleh Abu Said Al -- Khudri Radaiyallahu 'anhu bahwa :

Terjemahannya :

 

Sungguh kalian akan mengikuti jalan orang -- orang sebelum kalian sejengkal demi sejengkal dan sehasta demi sehasta sampai jika orang -- orang sebelum kalian ikuti itu masuk ke dalam dhob (yang sempit sekalipun, -pen), pasti kalian pun akan mengikutinya. Kami (para sahabat) berkata apakah yang diikuti itu adalah Yahudi dan Nashrani? Beliau menjawab, "Lantas siapa lagi?[4] 

Usaha yang dilakukan untuk meminimalisir kualitas dan kuantitas kaum muslimin hari ini terjadi di berbagai sisi, sehingga umat islam harus mampu meningkatkan kualitas di berbagi bidang pula, seperti fikih, hadits, tafsir, teknologi, kedokteran, bisnis, ekonomi, atau bahkan politik. Realitas dari kualitas umat islam zaman now mengalami keadaan yang sangat memilukan, itu bisa kita lihat dari bagaimana keadaan yang terjadi di negeri -- negeri kaum muslimin. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline