Lihat ke Halaman Asli

Kaharuddin Anshar

Anak kehidupan, tumbuh di lorong desa

Puisi | Bernama Engkau

Diperbarui: 2 November 2019   13:58

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

suka-suka web.id

Tahukah kau, apa itu rindu. Ketika, Ia bayang yang mengendap-ngendap dibalik kamarmu. Sesekali kau melihatnya, lalu dia menghilang kembali. Rindu adalah tentang datang juga pergi. Dan oleh waktu menyebutnya Engkau.

Seperti tirai dijendelamu, dipagi  engkau menyibaknya lalu matahari menyusup pelan memeluk tubuhmu. Atau ketika malam kau menutup rapat jendelamu, berharap lelap cepat agar bertemu di sepertiga purnama.

Rindu itu, ketika. Ketika ia mengendap-ngendap menuju hatimu, lalu degup jantungmu bagai mesin yang bekerja keras tak mengenal shif bekerja seperti para buruh. Dan kau berkata "jangan mendekat" tetap di sana agar detak tiada henti mengingatmu. Seperti jam dinding di 1/3 malam. Tik tik tik lalu kau memeluknya di hatimu.

Bernama Engkau
Rambuanga, 2 November 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline