Lihat ke Halaman Asli

Siapa Umat Muhammad SAW?

Diperbarui: 26 Juni 2015   07:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sosbud. Sumber ilustrasi: KOMPAS.com/Pesona Indonesia

Tatkala mengikuti “Damai Indonesiaku”di masjid kampus UIN Sunan Kalijaga (program yang disiarkan oleh TV One, 27 Februari 2011), ada gerundelan yang ingin saya ajukan kepada pembicara hanya saja, sayang, tidak mendapat kesempatan karena banyaknya penanya dan terbatasnya waktu. Gerundelan itu disebabkan oleh beberapa pernyataan dan tema tausyiah acara tersebut.

Kebetulan acara tersebut diadakan untuk meperingati maulid nabi Muhammad SAW dan mengambil tema rahasia bulan Robbi’ul Awal. Beberapa kali ustadz menyebut “umat Muhammad SAW”, sebagai umat Muhammad SAW, dan lain sebagainya yang masih berkaitan dengan kerasulan nabi Muhammad. Pernyataan tersebut menggerakkan pikiran untuk bertanya-tanya: sebetulnya siapa umat Muhammad itu? Apakah orang yang mengucapkan dua syahadat ( syhadat tauhid dan syahadat kerasulan)? Dengan kata lain umat muhammad adalah umat Islam sajaatau umat Muhammad adalah semua manusia yang lahir tatkala Muhammad diangkat kerasulannya hingga manusia yang lahir hingga detik ini? Kenapa saya mempertanyakan hal demikian? Tak lain banyak ayat yang menyebutkan baha Muhammad adalah rahmatan lil’alamin, rahmat bagi alam semesta. Muhammad SAW adalah nabi terakhir, penutup semua nabi dan rosul. Sedangkan, setiap nabi dan rosul adalah pemimpin bagi umatnya.

Gerundelan itu hanyalah gerundelan yang selalu berkecamuk dalam pikiran, apalagi kekerasan-kekerasan dalam ranah sosial yang mengatasnamakan agama (biasanya tak bisa lepas masalah kehadiran nabi dan rosul, missal kasus Ahmadiyah?. Gerundelan ini juga pernah saya tanyakan kepada teman-teman lewat SMS, tetapi yang membalas pertanyaan itu hanya 4 orang, dari tiga puluh orang. Jawaban mereka antara lain;

1.Umat Muhammad adalah orang yang beragama Islam yang melakukan perintah-Nya serta pernah/sering membaca Sholawat SAW untuk mendapat syafaatnya.

2.Umat Muhammad adalah umat yang memenuhi kriteria Nabi Muhammad sebagai umatnya entah di zaman apapun ia hidup.

3.Orang yang mengikuti sunnah Nabi SAW; orang yang mau menikah; orang yang berpakain seperti Nabi SAW atau Zamannya ( ini merupakan kebalikan dari hadist yang menyatakan: ‘barang siapa yang tidak mengikuti sunnahku, bukan umatku; “yang tidak mau menikah (liwat) bukan umatku”; ‘yang berpakaian menyerupai umat lain bukan umatku”.

4.Orang yang bersyahadat adalah umat Muhammad SAW, dengan konsekuensinya: membenarkan yang disampaikannya, mentaati perintahNya, meninggalkan apa yang dilarangNya, mengikuti sunahnya dan menjauhi Bid’ah.

Hemat saya jawaban-jawaban itu masih bersifat normativ, dan belum memuaskan rasa ingin tahu saya (ya mungkin saya orang yag ngeyelan saja..hehe). alasan saya sederhana saja: kalau nabi adalah pemimpin bagi umatnya dalam konteks zaman dan tempat tertentu, begitu juga setiap umat mempunyai nabi, syariat dan metode yang digunakan menuju Tuhannya (syir’atan wa minhajan). Maka, Muhammad SAW, yang disebut dalam al-Qur’an, sebagai Nabi dan Rosul terakhir serta penyempurna bagi nabi dan rosul yang terdahulu, maka siapapun orangnya, entah orang tersebut mengimani atau tidak, dan yang lahir sejak nabi Muhammad hidup sampai orang yang lahir gong hari kiamat ditabuh maka orang tersebut adalah umat Muhammad SAW.

Ibaratnya (maaf jika salah), layaknya sebuah negeri yang terdiri berbagai suku, orang, yang kesemuanya memiliki sikap , sifat dan pilihan yang berbeda. Tatkala, negeri itu memiliki seorang kepala Negara yang dipilih melalui consensus, tentunya kepala Negara itu adalah pemimpin, presiden bagi setiap orang yang berada di bawah kekuasaan hokum negaranya. Entah warga orang yang ada di Negara tersebut dahulunya memilih kepala Negara tersebut atau tidak, atau bahkan orang tersebut mala golput, yang jelas orang tersebut tetap mempunyai kepala Negara yang tidak dipilihnya. Dan, kewajiban seorang Negara adaah mengayomi setiap warga Negara, baik yang memilihnya atau tidak. Saya teringat dengan hadist yang menyetakan:”menyingkirkan duri di jalan adalah iman yang paling kecil. Bagi saya, justru itulah ian yang terbesar, mengapa?

Menyingkirkan duri di jalan merupakan bukti kepedulian antar sesama ciptaan Tuhan. Jalan merupakan tempat yang dilalui banyak orang dengan berbagi symbol keimanan, profesi, akhlak, niat, jenis kelamin, bahkan makhluk yang lain. Jika, kita menyingkirkan duri berarti menyelamatkan, setidaknya, penderitaan orang lain. Hadist ini menunjukkan bahwa kalau hendak menolong jangan melihat jenis kelamin, agama, jabatan, profesi, politiknya atau tetek bengek lainnya/ tolonglah jika kamu mampu menolong.

Relevansinya antara hadist dengan konteks kenabiannya Muhammad adalah jika nabi menyuruh hal yang demikian maka nabi akan mengakui setiap orang yang lahir semenjak nabi SAW diutus sampai hari kiamat bekumandang adalah umatnya, meski orang tersebut tak mengimni kerasulannya. Bukankah Muhammad rahmat bagi alam semesta, tidak hanya untuk umat islam an sich?. Tetapi hanyalah pemikiran saya, yang tak luput dari salah.

Meski hanya pemikiran, yang tak luput dari salah, setidakya ini merupakan interprestasi saya mengenai hadist di dalam shahih Muslim dar Abu hurairah bahawasanya rasulallah SAW bersabda: ‘ aku pemimpin anak adam pada hari kiamat dan yang pertama dibangkitkan dari kubur serta pemberi syafa’at yang pertama dan orang yang pertama diberi syafa’at.” Diiwayatkan pula oleh muslim dari Ka’ab pada hadist pembacaan al-qur’an dalam btujuh bentuk, Rasullah bersabda: “ ya Allah, Ampunilah umatku.”

Dengan rendah hati, saya meminta tambahan ilmu kepada para pembaca agar ketidaktahuan saa ini bisa terkurangi: siapa umat Muhammad itu?




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline