Lihat ke Halaman Asli

Ahmad Kafil Mawaidz

Karyawan swasta

Sinar Srikandi Gregoria

Diperbarui: 7 Juli 2018   10:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Peforma Gregoria Mariska Tunjung semakin menunjukkan perkembangan yang cukup menjanjikan. Grafik permainan "jorji" (panggilan akrab Gregoria) menumbuhkan secercah harapan di sektor tunggal putri Indonesia. Pebulu tangkis yang memulai karir profesionalnya di klub PB Mutiara Cardinal Bandung ini terlihat semaking matang dari segi fisik, teknik, maupun mentalnya. 

Pemain yang bergabung dengan pelatnas Cipayung mulai pada tahun 2013 menorehkan beberapa prestasi yang sudah lama hilang dari genggaman srikandi merah putih. Setahun setelah memasuki pelatnas, jorji langsung unjuk gigi dengan menjadi finalis Malaysia International Challege 2014. Tahun berikutnya, jorji menjadi juara dua kali dalam turnamen yang diselenggarakan BWF dengan kategori International Challenge ini, tepatnya di Indonesia dan di Singapore. Menginjak tahun 2016, jorji menyabet medali perak pada kejuaraan Asia Junior di Bangkok, setelah di final dikalahkan Chen Yufei dengan dua game langsung.

Pemain kelahiran wonogiri, 11 Agusutus 1999 silam ini semakin bersinar tatkala pada tahun 2017 menggondol juara pada kejuaraan dunia yang dilaksanakan di Yogyakarta, Indonesia. Gelar yang kembali ke tanah air setelah terakhir kali diraih oleh Kristin Yunita 25 tahun silam. Sejak saat itu namanya mulai diperhitungkan di level senior tunggal putri Indonesia. 

Meskipun peformanya masih belum stabil, jorji masih bisa memberikan harapan bahwa dia memang layak diperhitungkan. Di tahun yang sama Jorji berhasil menjadi Runner-up  India Open Grand Prix Gold  setelah gagal mengatasi perlawanan P.V Shindu pebulu tangksi andalan tuan rumah dengan 2 game langsung. Selain itu, jorji juga dapat mencapai babak semifinal saat Sea Games Kuala lumpur.

Nama Jorji semakin meroket kala dia menjadi anggota tim piala Uber bagi Indonesia di tahun 2018. Ini merupakan piala uber kedua bagi Jorji, setelah sebelumnya pada 2016 , dia juga menjadi bagian dari tim Uber Indonesia dengan mengisi slot pemain tunggal putri ketiga. Pemain dengan gaya khas rambut dikuncir kali ini ditempatkan di slot tunggal putri kedua, mengingat aturan BWF mengenai slot pengisian pemain yang berlaga harus berdasarkan peringkat BWF pemain. 

Peringkat Jorji kala itu berada di posisi 35 dunia, masih kalah dengan Fitriani yang menempati urutan ke-32 dunia. Sebelum berlaga di piala Uber, pada tahun 2018 Greorgia sudah mengantongi predikat sebagai juara beregu asia dan finlandia terbuka.

Bertugas menjadi tunggal putri kedua, jorji selalu memberikan poin untuk Indonesia. Dari empat pertandingan yang dilakoni, gregoria selalu mengalahkan lawannya dengan dua game langsung, termasuk melawan pebulu tangkis andalan tuan rumah Jindapol. Kemenangan Greorgia ini diluar dugaan, menilik peringkat mereka yang berjarak sangat jauh, dimana Jindapol di pringkat 11 dunia sedangkan gregoira menempati peringkat 35 dunia. 

Namun sayang, keunggulan poin yang sempat diberikan oleh Gregoria tidak bisa menyelamatkan Tim Uber indonesia dari kekalahan. Tim Uber Indonesia harus terhenti di babak perempat final setelah kalah melawan tuan rumah Thailand dengan skor 3-2.

Setelah turnamen piala uber, Gregoria mengikuti turnamen Malaysia masters. Meskipun memberikan perlawanan yang sangat ketat, gregoria harus pulang awal setelah dikandaskan oleh Carolina Marin (Spanyol) di babak pertama. Ajang Indonesia open menjadi tour BWF selanjutnya yang diikuti oleh Gregoria. Dia menjadi satu-satunya tunggal putri yang bisa lolos ke babak kedua pada turnamen ini. 

perlawanan yang ketat diberikan oleh Gregoria menghadapi Rachanok Intanon asal Thailand yang menempati unggulan keempat kali ini. Faktor stamina yang belum stabil membuat Gregoria harus mengakui keunggulan Intanon dalam Rubber game.

Melihat peforma gregoria yang semakin hari semakin menunjukkan peningkatan, bukan tidak mungkin dia akan menjadi tumpuan Indonesia dalam mengakhiri paceklik gelar bagi tunggal putri indonesia yang sempat berjaya di era 90an. Gaya permainan ngotot, tidak gampang menyerah, dan mau lelah adalah modal Gregoria menapaki tangga bagi masa depan karirnya. Dengan terus mengasah kestabilan staminanya bukan tidak mungkin Gregoria menjadi sinar baru yang memberikan harapan bagi skuad tunggal putri Indonesia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline