Lihat ke Halaman Asli

Politik Uang

Diperbarui: 18 Juni 2015   06:54

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Dalam sejarah reformasi untuk pemilihan presiden, baru kali ini ada kandidat yang melakukan serangan fajar. Sungguh kaya nian beliau, awalnya dijanjikan 35.000 per orang akhirnya yang turun 20.000. Dan caranya sungguh cerdas, dia sangat faham bahwa jarak dengan rivalnya sangat pendek. Maka team suksesnya yang melakukan serangan fajar, diharuskan memberikan uangnya hanya kepada orang yang sudah jelas akan memilih lawan, golput atau orang yang mungkin memilih dia tidak dikasih uang.

Dengan cara itu diharapkan dia bisa mengurangi suara lawan dan suara dia bertambah. Untuk apa orang yang sudah jelas memilih dia dibagi uang atau yang masih golput mendingan suara lawan saja yang dihajar untuk dapat dua point, suara dia naik dan jelas suara lawan berkurang. Tetapi yang mengherankan banyak sekali yang menolak, bahkan dikasih 50.000 seorang buruh tani yang penghasilan sehari bekerja di sawah hanya 35.000 menolaknya. Padahal pada pileg lalu dia menerima karena yang memberikan TS yang sama. TS tersebut sampai kebingungan, di sebuah desa dia diberi uang untuk 600 orang dari sehari yang lalu, sampai detik ini dia hanya berhasil menyerahkan hanya kepada sekitar 50 orang. Selain relawan pihak lawan yang patroli, dia sangat kesulitan karena suara pihak lawan sangat loyal. Orang2 miskin yang jelas2 uang 20.000 sangat berarti menolak untuk pilihan dia yang hanya memberikan harapan.

Dan berdasarkan informasi TS-TS tersebut, sudah nyebar duit tapi masih kalah juga. Di bantu botoh (Juragan Judi) yang memegang salah satu calon pun, calon yang nyebar duit ini masih kalah. Botoh pun main aman sekali, tidak mau main siapa yang menang tapi main berapa suara di suatu desa untuk salah satu calon. Di suatu desa yang sudah di sebar duit, botoh hanya berani memasang taruhan 500 suara untuk calon yang nyebar duit tersebut. Lebih dari itu tidak berani, taruhannya pun lumayan besar2 diatas 15 juta bagi siapa yang berani megang suara lawan di atas 500. Sudah bukan rahasia, hampir di setiap pemilihan selalu ada botoh dan judi. Bahkan di Amerika pun berdasarkan informasi dari teman, sama aja. Indonesia bahkan masih lebih bagus dikit.

Padahal dalam pilkades saja hampir semua orang yang di data dia mau menerima dan di arahkan, apalagi pilkada, berdasarkan pengalaman jumlah uang yang disebar dengan suara biasanya hanya 60% itu sudah bagus sekali. Misal membagi uang untuk 100 orang, yang memilih sesuai arahannya 60 orang itu sudah bagus. Jadi selalu kalau mau aman, didata dan didatangi mau milih si A gak, ini ada uang jalan segini. Kalau ok, dihari yang di tentukan uang akan di antar. Jadi kalau ingin mendapat 1000 suara, maka amannya harus menyebar uang untuk 2000 orang untuk mendapatkan target dan menjadi calon jadi. Ini sudah di praktekkan dari pilkades, pilgug, pilihan walikota tapi baru kali ini ada pemilihan presiden nyebar duit. Luar biasa hebat...

Tetapi kalau alam semesta sudah menentukan pilihannya, apapun yang dilakukan oleh manusia tidak akan ada gunanya. Semoga yang kalah bisa menerima dengan lapang dada, semoga Indonesi tetap aman dan makin sejahtera. Amin3x




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline