Lihat ke Halaman Asli

kaekaha

TERVERIFIKASI

Best in Citizen Journalism 2020

"Si Angger" dan Khayalan Tingkat Tingginya dalam Romansa Berkereta Api

Diperbarui: 25 Oktober 2024   13:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Angger, Si Anak Gerbong

Di dalam tradisi tutur masyarakat Jawa di lingkungan kampung halaman kami, di seputaran ujung barat Jawa Timur, kosa kata angger, yang pengucapan suku kata ger di bagian belakangnya sama seperti cara kita mengucapkan suku kata ger pada kata burger, mempunyai dua makna berbeda, yaitu setiap dan atau asal (-asalan).  

Memang ada satu lagi kata angger yang kami kenal dengan penulisan yang sama, tapi cara membaca suku kata ger di belakang berbeda, tidak lagi sama seperti saat mengucap ger pada kata burger, tapi ger-nya sama atau identik dengan ber pada saat kita mengucap ember yang artinya adalah anak laki-laki atau panggilan sayang untuk anak laki-laki.

Tapi maaf, kata angger yang saya maksudkan dalam judul di atas  tidak ada hubungannya secara langsung dengan ketiga makna leksikal dari kata angger yang sebenarnya di atas. Saya sebut hubungannya tidak langsung, karena dalam tematik ini keduanya hanya dihubungkan oleh subyek yang sama, yaitu anak-anak yang biasanya suka angger alias suka asal! He...he...he... betul?  

Angger yang saya maksudkan di sini adalah identitas komunal kami, saya dan teman-teman masa kecil saya yang lahir dan besar (kebetulan) di lingkungan kereta api atau tepatnya stasiun kereta api yang bagi sebagian orang mungkin dianggap tidak layak untuk tempat tinggal, sekaligus sebagai ruang tumbuh kembang bagi kami, anak-anak 80-90an saat itu.

Baca Juga Yuk! Kronik Nostalgia Anak-anak Kereta: Kereta Api dan Ragam Budaya yang Dibentuknya

Tapi maaf, anggapan itu sepertinya tidak sepenuhnya berlaku bagi kami! Angger yang terbentuk sebagai akronim dari frasa anak gerbongidentitas kami anak-anak yang sehari-harinya memang lebih sering berinteraksi dengan dunia perkeretaapian, termasuk menjadikan beragam gerbong kereta api sebagai tempat bermain dan bereksplorasi, tidak hanya meninggalkan sebuah romansa yang begitu indah untuk dikenangkan.

Tapi juga memicu keingintahuan kami pada banyak hal, terutama pada dunia jalan-jalan dan teknologi transportasi kereta api yang pada gilirannya juga merangsang "khayalan-khayalan tingkat tinggi" kami kepada segala atribut kereta api yang biasa kami sebut sebagai sepur itu.

Stasiun Barat Sebelum di Bangun Ulang. Tampak Latar Belakang Rumah-rumah Penduduk Kampung | @kaekaha

Romansa di Stasiun Barat 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline