Bau mulut sering menjadi sumber masalah bagi sebagian banyak umat yang sedang menjalankan ibadah puasa.
Selain bisa menjadi indikator gangguan kesehatan, bau mulut jelas akan memberi masalah besar ketika si empunya harus berkomunikasi secara langsung dengan orang lain.
Tidak hanya itu, bahkan dalam dimensi ibadah, dalam sebuah hadisnya Rasulullah SAW menyebut bahwa malaikat juga terganggu dengan bau mulut, hingga melarang umatnya yang memakan makanan berbau tajam untuk shalat di masjid.
"Barangsiapa makan bawang putih atau bawang merah, maka janganlah ia mendekati masjid kami dan hendaklah ia shalat di rumahnya, karena sesungguhnya para malaikat itu juga terganggu dengan apa-apa yang mengganggu manusia" [Al-Bukhari, kitab Adzan 854, Muslim, kitab Al-Masajid 564]
Lantas bagaimana sebaiknya mengelola kesehatan mulut agar dimensi sosial dan ibadah kita bisa berjalan beriringan dengan baik!?
Sejak 1400-an tahun silam Rasulullah SAW telah mengajarkan kepada kita salah satu amalan sunnah yang paling disukai beliau, yaitu bersiwak.
"Siwak merupakan kebersihan bagi mulut dan keridhaan bagi Rabb". [Hadits shahih riwayat Ahmad, Irwaul Ghalil no 66). [Syarhul Mumti' 1/120 dan Taisir 'Alam 1/62]
Dari hadis diatas, secara tersurat Rasulullah memberi petunjuk, bahwa bersiwak bermanfaat untuk menjaga kesehatan mulut dan belakangan, ilmu kesehatan modern secara sains tidak hanya membuktikan itu saja, tapi juga meningkatkan sistem imun pada tubuh.
Menurut Dosen Spesialis Medikal Bedah, Universitas Muhammadiyah Purwokerto yang juga mahasiswa PhD Lincoln College University Malaysia, Prima Trisna Aji, bersiwak selayaknya trisula yang mempunyai 3 manfaat sekaligus bagi yang rutin menjalaninya, yaitu menjaga kesehatan, meningkatkan sistem imune dan (ittiba kepada Rasulullah SAW yang pasti berujung pada) keridhaan dan keberkahaan dari Allah SWT.