Pernah dengar istilah serendipiti sebelumnya?
Kata benda ciptaan penulis Horace Walpole di pertengahan abad ke-18 yang terinspirasi dari dongeng tanah Persia berjudul "Tiga Pangeran Serendip" ini, biasa dimaknai sebagai konsep kebetulan. Lebih konkretnya adalah sebuah penemuan penting, berharga, luar biasa atau hal hebat lainnya yang didapatkan dengan cara atau proses yang tidak disengaja, itulah serendipiti.
Memang ada yang begitu!? Tentu saja ada, bahkan bisa jadi banyak sekali hal-hal penting di sekitar kita yang sifatnya baik, berguna dan bermanfaat, tercipta dari proses yang tidak disengaja alias serendipiti ini.
Sebenarnya, niat hati ingin membuat kue cokelat eh malah gosong! Eiiiits jangan nangis duluuuuuu! Justeru karena gosong itulah, kita sekarang kenal bahkan doyan banget sama yang namanya brownies, ya si gosong itu! Kira-kira seperti itulah yang namanya serendipiti!
Ada lagi!? Ada dooooong! Anda pernah menyantap tahu campur? Itu lho, kuliner berkuah kaldu sapi khas dari Lamongan-Jawa Timur yang dalam penyajiannya ditambahkan kondimen khas berupa petis udang dan beberapa isian yang bikin sajian kuliner ini tampak ramai dan meriah.
Petis udang merupakan ruh atau nyawa dari sedapnya racikan tahu campur. Karena itu di kondimen yang satu ini, bisa jadi masing-masing penjual tahu campur mempunyai resepnya sendiri-sendiri.
Baca Juga : Nggak Bakalan Ngecap Kalau Sudah Icip-icip Tepo Kecap
Ada yang menambahkan gula merah sedikit saat meraciknya, ada juga yang lain dengan menambahkan bawang goreng dalam ulekan petis di piring ditambahkan bahan-bahan pelengkapnya.
Umumnya ada mie kuning, tahu goreng, lentho, selada segar, kecambah atau tauge, daging sapi atau bisa menggunakan koyor-kikil atau bagian tertelan sapi dan tentunya kerupuk udang yang citarasanya selalu ngangeni!
O ya, ada juga sih sebagian yang menambahkan potongan-potongan kecil lontong dalam seporsi sajiannya. Biar kenyang katanya! He...he...he...