Lihat ke Halaman Asli

Kartika E.H.

TERVERIFIKASI

Best in Citizen Journalism 2020

Nggak Bakalan Ngecap Kalau Sudah Icip-icip Tepo Kecap

Diperbarui: 23 Desember 2023   18:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Tepo Kecap Sedap! | @kaekaha

Tepo merupakan kuliner legendaris khas olahan masyarakat di sekeliling kaki Gunung Lawu bagian timur yang dulu juga di kenal sebagai wilayah Karesidenan Madiun yang saat ini didalamnya terdapat 5 pemerintahan kabupaten dan 1 pemerintahan kota. Ada yang tahu nama-nama daerahnya!?

Baca Juga :  Andok Sate-Gule "Kongklengan" Citarasa Legendaris Kuliner Mediunan

Kuliner berbahan beras yang dibungkus daun pisang dan direbus lumayan lama hingga mempunyai aroma yang khas ini, sebenarnya memang identik dengan lontong, hanya saja bentuk pembungkus daunnya yang mirip bangun trapesium atau piramida dengan puncak yang tidak tepat di tengah, menjadikannya jauh lebih unik, menarik dan tentunya akan selalu menggoda siapa saja!

Ini Bentuk Asli Tepo | @kaekaha

Konon, kata (alm) mbah putri saya dari jalur ibu yang  sejak tahun 70-an memang sudah jualan tepo pecel, jadi beliau memang   expert dalam urusan per-tepoan ini, konon tidak semua orang bisa dan mau memasak tepo. Lha yang sekarang ini masih berjualan tepo, berarti inilah sebagian kecil orang yang bisa dan mau memasak tepo itu...he...he...he... Bener juga kata Simbah Uti!

Selain perlu keterampilan khusus dalam membungkusnya dengan daun pisang, juga perlu kesabaran tingkat tinggi untuk mengolah kuliner yang satu ini, dimulai dari pemilihan beras pulen terbaik, proses mususi atau mencuci/membersihkan beras, ini juga harus benar-benar telaten untuk mendapatkan beras yang bersih maksimal dan yang paling epik adalah harus tahan panas saat proses merebus tepo dalam kuali besar atau dandang diatas tungku tradisional dengan menggunakan api kayu bakar dengan panas yang harus stabil.

img-20230911-103831-657d7c2512d50f1b90397f05.jpg

Stok Tepo | @kaekaha

Memang, bisa saja sih merebus tepo-nya memakai kompor minyak tanah atau pakai kompor berbahan bakar gas juga, tapi Mbah putri saya mengaku anti dengan 2 bahan bakar perebus yang terakhir, karena citarasa dan juga tekstur tepo-nya menurut beliau tidak akan seenak dan sebagus kalau menggunakan kayu bakar dan menurut beliau lagi, tepo-nya juga lebih mudah cepat basi.

Baca Juga :  Menikmati "Citarasa Pulang Kampung" di Mie Ayam Solo Mas Sidik

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline