"Dan kami tumbuhkan untuk dia sebatang pohon dari jenis labu." (QS. 37 : 146)
Kutipan diatas merupakan terjemahan Ayat Alquran, dari Surah As Saffat yang berarti barisan-barisan, ayat 146 yang menginformasikan penggalan kisah perjalanan kenabian Dzu Nun, sebutan lain untuk Nabi Yunus Alaihis salam yang menurut Said Quthb dalam Tafsir Fi Dzilalil Quran diartikan sebagai "pemilik paus" yang tentunya merujuk pada kisah fenomenalnya saat ditelan dan kemudian dimuntahkan ikan paus di suatu tempat yang tandus, seperti diinformasikan dalam QS. 37 : 145.
Di QS.37:146 inilah, sepenggal fragmen penting perjalanan kenabian Nabi Yunus Alaihis salam pasca keluar dari dalam perut ikan Paus Raksasa yang sebelumnya telah menelannya beberapa lama hingga lemas dan sakit dikabarkan oleh Allah SWT.
Baca Juga : Mbok Yo Sing Full Senyum Sayang...
Ada pesan menakjubkan dari Allah SWT untuk hamba-hambaNya dalam QS.37:146 ini, yaitu terkait hikmah ditumbuhkannya tanaman tanpa batang yang biasa disebut sebagai yaqtin atau dalam bahasa Arab ada juga yang menyebutnya sebagai duba' atau kar'u yang arti dan maknanya merujuk pada "sejenis" tanaman labu untuk Nabi Yunus As.
Tumbuhnya tanaman labu yang tumbuh di dekat lokasi "pendaratan" Nabi Yunus yang disebutkan sangat tandus jelas sebuah pesan anomalis yang secara nyata mengajak kita semua untuk berpikir! Jelas sekali, selain menunjukkan betapa Maha kuasanya Allah SWT atas segala sesuatu, juga membawa kabar penuh hikmah dan manfaat untuk kita, generasi sesudahnya, khususnya terkait buah labu.
Kenapa Tanaman Labu?
Lantas kenapa Allah SWT lebih memilih menumbuhkan tanaman labu-labuan di tempat Nabi Yunus "mendarat", kenapa bukan yang lain? Wallahu a'lam Bish-shawabi
Selain petunjuk awal atau mungkin lebih tepatnya "pengantar" dari tafsir QS.37:146 dari para muffasir, memang tidak ada petunjuk, keterangan ataupun penjelasan spesifik lanjutan terkait situasi ini di dalam Alquran. Tapi jika mengkaji tafsir-tafsir QS.37:145, seperti As-Suddy yang menyebut kondisi "sakit" Dzu Nun sesaat setelah keluar dari dalam perut ikan paus, seperti bayi yang baru lahir, sedangkan Ibnu Mas'ud menganggapnya seperti ayam yang dicabuti bulunya (dalam tafsir Ibnu Katsir), sepertinya logika dan pemahaman kita akan menemukan konteksnya. Insha Allah!
Baca Juga : Dahsyatnya Pesugihan "Gulo Abang" Mbah Marni
Apalagi referensinya dilengapi dengan memahami tafsir-tafsir QS.37:146, seperti tafsir dari Al-Muyassar/Kementerian Agama Saudi Arabia, tafsir Al-Mukhtashar / Markaz Tafsir Riyadh, di bawah pengawasan Syaikh Dr. Shalih bin Abdullah bin Humaid (Imam Masjidil Haram), Tafsir Al-Madinah Al-Munawwarah / Markaz Ta'dzhim al-Qur'an di bawah pengawasan Syaikh Prof. Dr. Imad Zuhair Hafidz, professor fakultas al-Qur'an Universitas Islam Madinah, dll yang menyebut tanaman labu itu untuk memayunginya dan bermanfaat baginya. Ada juga yang menyebut memayunginya dan dia memakan dari buahnya atau ada juga untuk menaunginya dari sinar matahari dan melindunginya dari serangga.