Lihat ke Halaman Asli

kaekaha

TERVERIFIKASI

Best in Citizen Journalism 2020

"You Come to My Senses" Mengabadikan Kisah Kasmaran Remaja 90-an ala Band Chicago

Diperbarui: 5 Maret 2022   13:24

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Aksi Panggung Chicago | www.unthsc.edu


You come to my senses
Everytime I close my eyes
I have no defenses

You come to my senses
I can't stop this ache inside
I have no defenses

You come to my senses

Bagi yang pernah berkesempatan merasakan masa remaja di awal-awal 90-an, apalagi saat itu tengah merasakan sensasinya mabuk kepayang karena sedang kasmaran pada seseorang alias jatuh cinta, sepertinya sulit untuk tidak mengenali sepenggal lirik puitis, reffrain dari lagu berjudul You Come To My Senses diatas.

Baca Juga :  Musik 90s, Puncak Kreativitas dan Keragaman Musik Indonesia

Komposisi lagu cinta dengan beat-beat kalem nan romantis yang mudah dikenali sekaligus dinikmati, karena sentuhan aransemen yang easy listening khas lagu-lagu cinta (apalagi bagi yang sedang mabuk kepayang) tersebut, merupakan racikan cerdas dari para punggawa salah satu band legendaris dari negeri Paman Sam yang konon juga favorit presiden-presiden Amerika, Chicago.


Diawali intro sederhana dengan sound menenangkan yang sarat dengan sentuhan romantis, permainan keyboard dari duo keyboardist Chicago, Bill Champlin dan Robert Lamm yang ditingkahi dengan petikan gitar Dawayne Bailey yang sejatinya memang ruh pada aransemen lagu ini, langsung hadir layaknya "hidangan pembuka" yang begitu menggoda. 

Berselang beberapa detik kemudian, atmosfer romantis terbangun semakin dramatis ketika Jason Scheff, sang bassist yang juga merangkap sebagai vokalis utama band, mulai take vocal mengisi ruang kososng dalam lagu dan klimaksnya, tentu saja ketika nyanyian putra mendiang Elvis Presley yang juga bersuara emas ini mulai memasuki reffrain lagu,  

Duh ... sampai disini perasaan biasa teraduk-aduk! 

Setiap mendengarkan lagu ini, ingatan kolektif terkait romansa masa remaja di era 90-an dulu seperti kembali terputar secara otomatis, hingga kadang-kadang membuat saya geli sendiri jika mengingat beragam kekonyolan yang terjadi begitu saja.

Dulu, kalau mendengar lagu yang masuk dalam album Twenty 1 dan rilis pada 29 Januari 1991 atau lebih dari tiga dekade silam ini, biasanya kalau tidak salah dari Radio DCS, satu-satunya stasiun radio FM di Madiun saat itu, saya langsung memilih masuk kamar dan mengunci pintunya rapat-rapat. 

Saya langsung mematut diri seolah-olah sedang diatas panggung menggantikan posisi Jason Scheff menyanyikan lagu ini sambil memanggul electric bass, tepat di depan gadis pujaan. Duuuuh berjuta-juta rasanya!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline