Lihat ke Halaman Asli

Kartika E.H.

TERVERIFIKASI

Best in Citizen Journalism 2020

Cepat dan Murahnya Maksimal, Asuransi Online Solusi Gaya Hidup Optimal di Era Digital

Diperbarui: 19 Januari 2022   23:34

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Asuransi Digital | cadencesf.com

Alhamdulillah, sampai detik ini, di usia hampir setengah abad dan telah melewati dua dekade berumah tangga hingga dianugerahi empat orang jagoan yang ganteng-genteng semua, saya dan seluruh anggota keluarga saya, tidak pernah (... dan semoga tidak akan pernah selamanya) berurusan dengan rumah sakit untuk berobat, apalagi melakukan klaim asuransi terkait biaya perawatan kesehatan dan lain-lainnya

Kecuali istri saya yang pernah melahirkan empat kali, dua kali pertama secara normal dan dua kali kedua dengan operasi caesar. Tapi, Alhamdulillah semua biayanya ditanggung secara penuh oleh perusahaan tempat saya bekerja dengan cara reimburst. Jadi tanpa menggunakan asuransi.

Jadi, terus terang saya sama sekali tidak mempunyai pengalaman sedikitpun terkait urusan klaim-mengklaim asuransi kesehatan terkait biaya perawatan di klinik ataupun rumah sakit, kecuali pengalaman mengurusi asuransi ketenagakerjaan seluruh karyawan di tempat saya dulu bekerja di sebuah holding company yang bergerak di industri plastik dengan total karyawan lebih dari 10.000 orang. Jika anda ingin membaca beragam kisah unik, lucu dan juga inspiratifnya boleh kok, silakan klik disini.  

Tapi, inilah sedikit keunikannya! Meskipun sampai detik ini saya dan keluarga Alhamdulillah tidak pernah punya pengalaman langsung berhubungan dengan asuransi, tapi saya secara pribadi justeru telah memegang polis asuransi dari swasta sejak masih belum berkeluarga (kecuali asuransi pendidikan anak-anak saya). Nah lho!

Semua bermula juga karena pekerjaan saya di awal bekerja sebagai junior staff di Departemen Human Resources & General Affair atau mungkin lebih dikenal masyarakat sebagai personalia dan umum yang seperti saya sebut diatas, salah satu tugas saya adalah mengurusi semua tetek-bengek asuransi ketenaga kerjaan seluruh karyawan yang saat itu meliputi jaminan kecelakaan kerja, kematian, dan pensiun. Sedangkan khusus untuk jaminan kesehatan, perusahan kami memberi layanan kesehatan mandiri melalui klinik perusahaan.

Justeru karena "melihat" dengan mata kepala sendiri, bagaimana asuransi bekerja memberi perlindungan kepada pesertanya itulah, saya merasa perlu berasuransi sejak dini. Saejak saat itu, sejak saya masih sendiri dan semakin merasakan manfaatnya secara tidak langsung ketika istri melahirkan sampai empat kali. "Enak ya ternyata, kalau semua ada yang mbayari!"

Minimnya literasi Asuransi

Memang, harus saya akui, bukan perkara mudah untuk berasuransi (saat itu)! Khususnya, terkait referensi untuk memilih perusahaan asuransi terbaik, termasuk pilihan jenis asuransi yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan dan kemampuan kita. Belum lagi, soal klaim-mengklaim biayanya yang konon menurut kabar burung, lebih banyak susahnya dari mudahnya!

Menurut saya, semua tidak terlepas dari masih minimnya literasi terkait produk-produk asuransi di masyarakat kita saat itu (entah untuk saat sekarang ya?). 

Beruntung, meskipun menurut Corporate Communications Allianz Indonesia, Loecia Nhadilah Sannie menyebut literasi produk asuransi saat ini hanya berada dikisaran 19 persen (masih juga sangat rendah ya!?), jauh lebih rendah dari produk literasi keuangan lainnya yang memiliki tingkat literasi hingga 30 persen, tapi sekarang kita bisa melakukan compare seluk beluk asuransi, mulai dari goodwill perusahaanya, produknya, sampai pelayanannya dengan cara relatif lebih mudah.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline