Drama dan Sepakbola
Bagi penikmat tontonan sepakbola, baik yang nonton secara langsung di stadion megah tim-tim jagoannya masing-masing atau menyaksikannya dari layar televisi atau bahkan hanya mendengarkan live via "pandangan mata" ala RRI alias Radio Republik Indonesia tempo dulu, tentu sudah sangat mafhum jika bundarnya bola telah lama menjadi biangnya berbagai kisah dramatis di lapangan hijau sepakbola.
Karenanya, cukup masuk akal jika kemudian banyak kalangan mengungkapkan, sepakbola dengan segala tetek-bengek yang menyertai adalah selayaknya pentas drama yang akan selalu menghadirkan "kisah-kisah" dramatis dan pastinya juga akan selalu menguras emosi semua penikmatnya!
Baca Juga : Nutmeg, "Si-Buah Pala" Lambang Pertaruhan Harga Diri Pemain Bola di Lapangan Hijau
Pada akhirnya, dalam sepakbola memang hanya berbicara menang dan kalah! Tapi, untuk sampai pada titik final ini, faktanya sebuah tim atau kesebelasan yang berlaga dalam sebuah "permainan" yang di bumi Amerika lebih dikenal sebagai soccer ini, memang harus melewati serangkaian "drama" yang ternyata tidak sesederhana yang kita pikirkan, baik drama diluar lapangan maupun drama di dalam lapangan hijau saat pertandingan sedang berlangsung.
Sepertinya, "drama-drama" inilah yang punya andil besar mengantarkan sepakbola menjadi olahraga yang paling populer, paling banyak dimainkan, sekaligus paling banyak penggemarnya di jagat raya. Itulah sepakbola!
Seni dan Sepakbola
Seni dan sepakbola sepertinya juga berjodoh! Itulah sebabnya, kita juga sering mendengar istilah"seniman bola atau seniman lapangan hijau" untuk menyebut sosok pesepakbola dengan talenta diatas rata-rata yang dengan skill-nya bisa menyihir penikmat bola dengan aksi-aksi brilian, sehingga menjadikan lapangan hijau layaknya panggung untuknya.
Kemunculan sosok seniman lapangan hijau, baik yang berperan sebagai protagonis, antagonis dan tokoh-tokoh peran lain dalam sepakbola, jelas sangat berpotensi membangun fragmen-fragmen cerita dalam "drama" ala sepakbola yang semakin mendekatkan sepakbola dengan citra seni itu sendiri dan pastinya, keriuhan "drama" sepakbola akan semakin seru dengan kehadiran penonton yang tidak lain adalah supporter alias pendukung sebuah kesebelasan yang pastinya mempunyai kedekatan emosional dengan tim kesayangannya.
Baca Juga : Menikmati "Tradisi Unik" Peluncuran Tim and Jersey Barito Putera di Majelis Taklim Guru Zuhdi
Saking dekatnya, sampai-sampai ada ungkapan yang begitu familiar bagi penikmat bola, "supporter adalah pemain ke-12" bagi sebuah kesebelasan yang tengah bertanding. Ungkapan ini selaras dengan kutipan sastrawan termahsyur dari Uruguay, Eduardo Galeano, dalam karyanya Soccer in Sun and Shadow,"Dalam hidupnya, seorang pria bisa berganti istri, partai politik, atau agama tapi ia tidak akan mengganti tim yang ia dukung."