Lihat ke Halaman Asli

kaekaha

TERVERIFIKASI

Best in Citizen Journalism 2020

Menggagas Sound of Borobudur Mementaskan "Campursari Kolosal" Alat Musik dari Seluruh Dunia

Diperbarui: 11 Mei 2021   14:04

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Salah Satu Penampilan Awal Sound of Borobudur | soundofborobudur.org

Borobudur Pusat Musik Dunia

Artefaktual relief Candi Borobudur yang didirikan sejak abad ke-7 pada masa pemerintahan Mataram Kuno yang saat itu di bawah kekuasaan Wangsa Syailendra, memvisualkan lebih dari 40 macam instrumen alat musik di dunia dari 4 (empat) kategori alat musik berbeda, yaitu kordofon (petik), aerofon (tiup), idiofon (pukul) dan membranofon (membran) yang sampai sekarang masih banyak dimainkan di lebih 40 negara, termasuk di 34 propinsi Indonesia. 

Sebur saja, Ranat Ek (Thailand), Balafon (Gabon), Marimba (Congo/Tanzania), Garantung (Indonesia), Mridagam (India), Ghatam (India), Udu (Nigeria), Bo (China), Bhusya (Nepal), Darbuka (Egypt), Tifa (Indonesia), Small Djembe (Mali/West Africa), Traditional Drum (Srilanka), Muzavu (Tamil), African Drums, Tabla (India), Kendang (Indonesia), Conga (Latin America), Pipa (China), Setar (Iran), Oud (Saudi Arabia), Biwa (Japan), Lute (English), Ud (Turkey).

Alat Musik Tradisional Sape' atau Sapek | timesmedia.co.id 

Selanjutnya ada Bowed String (Italia), Dombra (Kazakhstan), Saung Gauk (Myanmar), Ngobi (Algeria), Sakota Yazh (Tamil), Kora (Gambia), Ekidongo (Uganda), Harp, Zeze/Lunzenze (Kenya), One String Zither (Peru), Kse Diev (Cambodia), Kwere (Tanzania), Sheng (China), Saenghwang (Korea), Keledik/Kedire (Indonesia), Sape' (Indonesia), Shio (Japan), Traditional Flute (Europe), Bansuri (India), Medieval Flute (Germany), Daegum (Korea), dan Suling atau seruling (Indonesia).

Secara de facto, ini jelas menunjukkan peran sentral Borobodur sejak 13 abad yang lalu sebagai salah satu pusat budaya dunia, khususnya seni musik, apalagi sejauh ini belum ditemukan situs-situs lain di dunia yang se-era dengan Borobudur, menampilkan relief alat musik sebanyak Candi Borobudur.

Mengacu pada temuan penting berupa relief alat musik dari berbagai belahan dunia tersebut, sepertinya bukan isapan jempol semata jika situs konstruksi mandala raksasa, Candi Borobudur tersebut sejak 13 abad silam telah didedikasikan sebagai pusat atau induk dari ensiklopedi musik dunia alias Borobudur pusat musik dunia.

Revitalisasi : Rekonstruksi-Reinterpretasi-Reaktualisasi | japungnusantara.org 

Sound of Borobudur Movement 

Dokumentasi temuan spektakuler relief alat musik di Candi Borobudur yang sejatinya sudah terjadi sejak jaman penjajahan Belanda tersebut, ternyata memicu tantangan kreatif untuk "membunyikan borobudur" atau kalau diinggriskan kira-kira menjadi  sound of Borobudur.

Dimotori tiga musisi senior yang juga sekaligus pengampu utama dari gerakan sound of Borobudur, bersama beberapa elemen masyarakat lainnya mereka berusaha "memantik" kembali rasa bangga bangsa Indonesia terhadap kekayaan budaya leluhur, sekaligus sebagai media untuk menemukan formulasi terbaik  pembedayakan semua potensi yang ada agar bisa memberi manfaat semaksimal mungkin bagi masyarakat, khususnya warga di sekitar candi Borobudur.  

Sape' dan Instrumen dawai dari Intrepretasi Relief Karmawibhangga | japungnusantara.org-indro kimpling 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline