Rasulullah mempunyai seorang sahabat miskin papa yang begitu taat beribadah dari kaum Anshar bernama Julaibib Radhiallahu Anhu. Konon, nama Julaibib itu sendiri juga semacam "sebutan" khas untuk seseorang yang mempunyai ciri fisik yang kurang sempurna, seperti kerdil dan pendek.
Demikian halnya dengan Julaibib yang memang pendek dan sepertinya memang dikaruniai Allah dengan ciri fisik yang sama sekali tidak menarik. Tidak hanya itu, Julaibib juga masih mempunyai "aib besar" dalam pandangan masyarakat Madinah kala itu, yaitu tidak mengenal kedua orangtuanya. Maknanya, Julaibib tidak tahu tentang nasab-nya dan juga asal sukunya.
Baca Juga : Kisah Abu Dujana dan Pohon Kurma yang Bisa Bergeser Sendiri
Setelah bersahadat, karena tidak mempunya tempat tinggal, maka Julaibib tinggal di shuffah Masjid Nabawi atau semacam tempat penampungan kaum dhuafa sehingga kelak juga dikenal sebagai ahli shuffah. Melihat keadaanya, sepertinya hanya Rasulullah dan sahabat-sahabat yang tinggal diseputar masjid saja yang rutin mau berinteraksi dengan Julaibib.
Bahkan ada kisah yang menyebutkan, Abu Barzah, pemimpin Bani Aslam, sampai mewanti-wanti bahkan mengancam semua anggota sukunya agar tidak bergaul dengan Julaibib.
Beda masyarakat Madinah memperlakukan Julaibib, beda pula kehendak Allah SWT kepada Julaibib. Ciri fisik Julaibib yang mudah dikenali, termasuk oleh Rasulullah SAW, meskipun saat itu banyak sekali sahabat yang setiap saat berinteraksi dengan beliau. Kebiasaan Julaibib yang selalu memilih shaf terdepan dalam salat akhirnya menjadi perhatian Rasulullah.
Hingga suatu saat Rasululah punya kehendak untuk menjodohkannya dengan salah seorang putri kepala suku kaum Anshar di Madinah. Mendapat tawaran dari Rasulullah, tentu saja Julaibib senang bukan main, walaupun dalam hatinya tetap ragu, "Siapa orang tua yang mau menikahkan putrinya dengan diriku Ya Rasulallah?"
Baca Juga : Kisah Hanzhalah Syahid dalam Keadaan Junub, Jenazahnya Dimandikan Malaikat
Tiga hari setelah tawaran Rasulullah, akhirnya Julaibib mantab untuk menerimanya. Akhirnya hari itu juga Rasulullah memegang lengan Julaibib dan membawanya ke salah satu rumah pemimpin Anshar dimaksud.
Demi mendengar maksud kedatangan Rasulullah dengan Julaibib, keluarga pemimpin Anshar tersebut sebenarnya sangat terkejut. Siapa di Madinah ini yang berkenan menikahkan putrinya dengan Julaibib? Tapi demi menghormati Rasulullah, keluarga pemimpin Anshar ini memilih meminta waktu untuk berunding dulu dengan keluarga besarnya.
Di ruangan khusus keluarga pemimpin Anshar itu terjadi perdebatan, antara menghormati rasulullah sebagai pemimpin umat dan harga diri kesukuan yang saat itu juga sangat penting bagi marwah keluarga. Tapi perdebatan keluarga itu tidak berlangsung lama, karena puteri sang pemimpin Anshar yang mendengar semuanya dari awal sejak kedatangan Rasulullah SAW justeru memilih menerima pinangan Julaibib.