Nashr bin Hajjaj adalah seorang laki-laki yang dikenal paling tampan di seluruh penjuru Madinah di masa pemerintahan Khalifah Umar bin Khattab.
Pada suatu tengah malam yang hening, saat Khalifah Umar sedang "blusukan" di segala penjuru Kota Madinah, dari sebuah rumah di ujung jalan terdengar rintihan syair pujian dari seorang perempuan yang begitu mengiba-iba, hingga membuat sapapun yang mendengarkan merasa kurang nyaman,
"Adakah jalan memperoleh khamr untuk kutenggak
... ataukah jalan bertemu dengan Nashr bin Hajjaj.
Lihatlah sihir yang mengalir pada tatapan-tatapannya
... dan lihatlah mata hitamnya yang berkedip tenang
Dan lihatlah rambut di atas wajahnya
... bagaikan semut yang mengisi gading-gading indah"
“Demi Allah, selama aku masih ada perzinahan tidak boleh terjadi, wahai perempuan! Siapa gerangan Nashr bin Hajjaj itu?" Gumam Khalifah Umar dalam hati sambil berlalu pergi meninggalkan rumah perempuan itu.
Baca Juga : Saatnya Memunculkan Kategori Penghargaan "Article of The Year" di Kompasianival 2021
Keesokan paginya, Khalifah Umar mengutus orang kepercayaanya untuk mencari tahu orang yang bernama Nashr bin Hajjaj itu dan menyuruhnya untuk menghadap Khalifah.
Karena ketenarannya sebagai lelaki tertampan yang banyak digandrungi oleh perempuan di Kota Madinah, menjadikan orang kepercayaan Khalifah Umar tidak mengalami kesulitan untuk menemukan sosok lelaki itu, sekaligus membawanya untuk menghadap Khalifah Umar bin Khattab.
Luar biasa, bukan hanya perempuan saja yang terpesona dan mengakui ketampanan Nashr bin Hajjaj! Khalifah Umar-pun yang baru bertemu untuk pertama kali juga mengakui ketampanan pemuda itu. Seketika Khalifah Umar teringat dengan syair pujian yang begitu mengiba dari perempuan yang didengarnya tadi malam dari salah satu rumah di sudut Kota Madinah. Persis seperti itulah ketampanan Nashr bin Hajjaj.
Teringat janjinya tadi malam, Khalifah Umar akhirnya menyuruh orang kepercayaanya untuk menggunduli rambut di kepala Nashr bin Hajjaj hingga plonthos, namun diluar dugaan Khalifah Umar, ternyata setelah kepalanya digunduli Nashr bin Hajjaj justeru tampak lebih tampan dari sebelumnya. Setelah itu Khalifah meminta Nashr bin Hajjaj menutupi kepalanya dengan serban. Lagi-lagi, dengan surban menutupi kepala menjadikan wajah Nashr bin Hajjaj justeru jauh lebih tampan lagi.
Karena bungung mendapatkan cara yang adil untuk menghindarkan Nashr bin Hajjaj dari fitnah perempuan Madinah yang menggilainya, akhirnya Khalifah Umar memerintahkannya untuk keluar dari Kota Madinah.
Benar saja, akhirnya Nashr bin Hajjaj memuruti perintah Khalifah Umar dengan meninggalkan Madinah dan memilih untuk tinggal di Kota Basrah, Irak bersama keluarga kerabatnya Misyja’ bin Mas’ud.