Lihat ke Halaman Asli

kaekaha

TERVERIFIKASI

Best in Citizen Journalism 2020

Kisah Penjual Susu, Pewaris Kesalehan Khalifah Umar bin Abdul Aziz

Diperbarui: 15 April 2021   08:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kejujuran Gadis Penjual Susu | healthcentral.com

"Ketaatan-ketaatan yang ikhlas kita lakukan karana Allah SWT, Insha Allah akan terwariskan kepada anak keturunan kita"  (Ustadz  DR. Khalid Basalamah)

Ketokohan dan keteladanan Umar bin Khatab bagi umat Islam tentu sudah sangat kita kenal dan mafhumi bersama, begitu juga dengan Khalifah Umar bin Abdul Aziz yang tidak lain adalah cicit beliau. Nama dua Umar diatas, sungguh begitu harum dengan beragam keteladanannya masing-masing, karena itu sudah menjadi keharusan bagi kita semua untuk serius meneladani sekaligus belajar dari dua nama Umar tersebut.

Memang, ketika menyebut kesalehan Khalifah Umar bin Abdul Aziz, kita tidak akan bisa melepaskan diri dari kesalehan kakek buyutnya, Khalifah Umar bin Khatab. Tapi, menurut berbagai sumber ulama, ternyata pewaris kesalehan dan bergam keteladanan dalam diri Khalifah Umar bin Abdul Aziz tidak hanya turun dari sang kakek yang juga salah satu sahabat terdekat Rasulullah Muhammad SAW,  tapi juga dari salah satu neneknya, siapakah dia?

Salah satu warisan keteladanan Umar bin Khatab yang paling kita kenal adalah kesukaan sekaligus kebiasaannya blusukan tanpa pengawalan ke berbagai penjuru Kota Madinah secara acak  pada malam hari untuk melihat dan mengamati dengan mata kepalanya sendiri situasi dan kondisi aktual kehidupan rakyatnya.

Baca Juga :  Kisah Mubarak, Gagal Memilih Anggur Manis yang Berbuah Bidadari

Pada  suatu malam, saat umar tengah melintas di salah salah satu gang sempit, dari salah satu rumah sederhana yang dilintasinya  terdengar pecakapan antara seorang perempuan yang sepertinya berprofsei sebagai penjual susu dengan seorang anak gadisnya.

"Ibu, perahan susu kita hari ini hanya sedikit, sedikitnya  rumput hijau di musim kemarau sepertinya menyebabkan domba-domba kita hanya memiliki sedikit susu untuk diperah". Kata si gadis kepada ibunya.

"Iya, anakku, mudah-mudahan setelah musim kemarau beralalu kita bisa memerah susu dari domba kita lebih banyak lagi". Jawab sang ibu.

"Lalu bagaimana kita bisa memenuhi pesanan yang datang begitu banyak dari langganan kita?" Tanya si gadis kepada ibunya lagi.

"Untuk pesanan kita harini yang lebih banyak dari persediaan susu, lebih baik kita tambahkan sedikit air pada susu-susu itu, sehingga kita bisa segera mengirimkan kepada pelanggan kita!" Jawab si ibu lagi.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline