Lihat ke Halaman Asli

kaekaha

TERVERIFIKASI

Best in Citizen Journalism 2020

Minol "Gaduk" dan Rumornya yang Bikin Awet Muda

Diperbarui: 7 Maret 2021   23:41

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Minum Gaduk | banjarmasin.tribunnews.com

Di sebagian Masyarakat Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas dan sepertinya juga Kalimantan Selatan, dikenal sejenis minuman keras dengan kandungan alkohol yang cukup tinggi, sekitar 80% yang biasa disebut dengan gaduk

Uniknya, penamaan gaduk ini sama sekali tidak ada hubungannya dengan bahasa daerah atau istilah-istilah lokal Banjar lainya, tapi ditengarai merupakan akronim dari Gajah Duduk atau ada juga yang menyebutnya akronim dari Gajah Diaduk

Maaf, istilah Gajah Duduk ini tidak ada hubungannya sama sekali dengan merk dagang sarung dan atau produk turunannya yang lain, tapi secara umum lebih diyakini masyarakat, merujuk pada gambar dari label merk cairan alkohol yang memang bergambar binatang berbelalai tersebut yang secara faktual memang relatif mudah ditemukan di pasaran, sehingga terlihat paling sering disalah gunakan.

Sedangkan, istilah  Gajah Diaduk, diyakini masih merujuk pada merk alkohol bergambar gajah tersebut, tapi disini akan dioplos dengan air putih dan sachet-an bubuk energy drink dan bahan-bahan lain yang konon sifatnya insidental atau apa saja yang ada yang diperkirakan bisa menambah sensasi memabukkannya.

Intinya, gaduk tidak berbeda jauh dengan beraneka ragam nama dan istilah miras oplosan yang di masing-masing daerah sepertinya mempunyai akronim yang berbeda-beda.

Fenomena menenggak gaduk yang tidak pernah ada matinya dalam lingkungan masyarakat Banjar yang dikenal secara luas sangat agamis, tentu menjadi sebuah anomali. "Kesadaran anomalis" ini bisa kita lihat dari pilihan tempat dan waktu para drunken master tersebut untuk menenggak gaduk  yang  tidak sembarangan dan intinya dilakukan secara sembunyi-sembunyi.

Gaduk atau miras oplosan ini umumnya menjadi menu para drunken master kelas ekonomi bawah bin lemah yang jelas tidak akan sanggup membeli minuman keras berlabel yang harganya selangit, seperti buruh maupun kuli bangunan, penjaga parkir dan lain-lainnya, baik untuk konsumsi sehari-hari, maupun saat ada panggung hiburan. Situasi inilah yang mendorong mereka kreatif meramu minuman keras sendiri, sesuai dengan kebutuhan. 

Ilustrasi hitungan angka rupiah untuk menikmati Gaduk, sangat murah dan mudah! Sebotol cairan alkohol 80% isi 50 ml harganya tidak sampai 10.000, ditambah dengan satu sachet energy drink warna orange atau ungu seribuan dan air putih gratis, maka seketika itu juga minuman gaduk alias si-miras oplosan langsung bisa dinikmati dengan efek mabuk yang tidak kalah kuatnya.

Kenapa Minum Gaduk? 

Ada baragam argumentasi jika ditanya kenapa para drunken master ini tetap saja mengonsumsi gaduk meskipun minuman berbahan cairan yang biasa dipergunakan untuk membersihkan luka dan atau merendam jarum suntik ini telah banyak mengirim teman dan saudara-saudara mereka ke alam kubur, meregang nyawa alias mati dengan cara menyedihkan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline