Lihat ke Halaman Asli

Kartika E.H.

TERVERIFIKASI

Best in Citizen Journalism 2020

Rezeki Anak Saleh | "Berkah" Digigit Anjing

Diperbarui: 19 Februari 2021   07:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Digigit Anjing | okezone.com

Bocor Ban

"Ya Allah, ban sepeda motor saya bocor, tolong kirimkan pertolonganmu Ya Allah"

"Ya Allah, kalau tidak ada yang menolong hamba-Mu yang lemah ini untuk menurunkan gerobak bakso, hamba tidak bisa kemana-mana Ya Allah." Sambil menengadahkan kedua tangan yang satu sama lain dirapatkan, dari atas jok sepeda motor yang distandar miring, Mahdi terus berdoa meminta tolong kepada Tuhannya.

Baru saja, Mahdi berangkat berjualan bakso, bahkan belum semangkukpun baksonya laku terjual, ketika ikhtiarnya menjemput rezeki dari-Nya baru saja memasuki perbatasan kampung sebelah yang kiri-kanannya lebih banyak ditumbuhi rumpun-rumpun pohon bambu betung yang rata-rata tinggi menjulang laksana raksasa yang memayungi, tiba-tiba ban belakangnya bocor dan kempes. 

Ban kempes, apalagi ban roda belakang  bagi penjual bakso keliling yang baru berangkat seperti yang dialami Mahdi, tentu bukan perkara mudah. Gerobak atau rombong bakso yang nangkring diatas jok belakang masih penuh, artinya bebannya masih sangat berat. Jika sepeda motor dipaksa berjalan,  pasti bukan saja ban-nya saja yang hancur, tapi juga pelek-nya!

Sementara, untuk menurunkan gerobaknya, jelas tidak mungkin. Jangankan masih full muatan. lha wong pas masih kosong saja minimal harus dua orang untuk menaikkannya ke atas jok sepeda motor. 

Dipalak Gerombolan Preman

"Alhamdulillah" Tiba-tiba wajah Mahdi tampak sumringah, ketika dari jauh dia melihat pengendara sepeda motor yang menuju kearahnya. Wajar, Mahdi merasa senang, selain jalanan ini memang relatif agak sepi di tengah hari bolong menjelang bedug solat Dhuhur, sehingga relatif sulit untuk mendapatkan pertolongan jika hanya mengandalkan "orang lewat", jalan raya di perbatasan kampung ini juga dikenal agak wingit.

Tanpa dimintai pertolongan, ternyata enam anak muda yang mengendarai tiga sepeda motor itu langsung berhenti dan menghampiri Mahdi, sekaligus menanyakan apa yang sedang terjadi.

Setelah mendapatkan penjelasan dari Mahdi, lima dari keenam pemuda itu minta dibuatkan bakso dalam mangkuk cap ayam jago yang telah melegenda itu dengan hitungan sepuluh ribuan per-mangkuknya.

Tanpa banyak bicara, kelimanya langsung menyantap bakso olahan Mahdi yang memang terkenal enak di seantero kampung dan Kota kecamatan itu. Maklum, sebagai keturunan ke-3 dari dinasti pengusaha bakso legendaris di Kota yang konon dibelah oleh garis Katulistiwa atau orang luar sana lebih mengenalnya sebagai garis imajner equator tersebut, Mahdi juga mewarisi keahlian membuat dan meracik bakso dengan citarasa juara.

Sayang, setelah selesai menyantap bakso, jangankan membantu Mahdi menurunkan gerobak bakso agar Mahdi bisa menambalkan ban belakangnya yang bocor, bakso yang telah mereka habiskan juga tidak dibayar! Keenamnya langsung ngeloyor pergi tanpa berucap sepatah katapun meninggalkan Mahdi sendirian yang hanya terdiam dan terpaku di sebongkah batuan granit yang didudukinya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline