Efek banjir besar yang mengurung 10 Kabupaten dan Kota di Kalimantan Selatan dari total 13 Kabupaten/Kota yang ada, salah satunya adalah kelangkaan bahan pangan yang menyebabkan harga-harganya di tingkat pedagang khususnya para pengecer, ikut melambung.
Di sekitar tempat tinggal kami memang ada beberapa jenis pasar, mulai dari pasar tradisional legendaris dan ikonik di Pal 7 yang mempunyai nama resmi Pasar Kertakhanyar, ada juga pasar pagi Pemurus, Pasar Subuh A.Yani yang berada disepanjang jalan A.Yani dan Pasar Mini Mahligai yang lokasinya tepat di seberang pintu keluar samping komplek kami.
Baca Juga : Banjir Terbesar Sejak 50 Tahun Terakhir, Mustahil Penyebab Banjir Kalsel "Hanya" Curah Hujan!
Sayangnya, ditengah kepungan banjir, meskipun intensitasnya di seputar Kota Banjarmasin tidak setinggi dan separah daerah-daerah lain, tetap saja situasi ini memaksa banyak pedagang memilih untuk tidak berjualan, selain karena ketinggian banjir yang rata-rata setinggi lintuhut atau dengkul orang dewasa menyulitkan mobilitas, pasokan sayur dan beberapa bahan pangan yang sangat terbatas menjadikan harganyapun menjadi sangat fluktuatif dan insidental.
Menurut beberapa pedagang kenalan saya, situasi tidak pasti seperti ini akan menyulitkan mereka, selain tidak jelas untung ruginya, mereka juga mengaku menjaga tidak ingin mendapatkan stigma mengambil kesempatan dalam kesempitan dari para pelanggan. Ini unik dan inspiratifnya! Terlebih jika kita bandingkan dengan sifat keumuman kita yang selalu berusaha mengeruk keuntungan sebanyak-banyaknya dalam hal apapun, betul?
Hanya saja, dengan semakin banyaknya pedagang yang memilih libur berjualan, otomatis menjadikan komoditas pangan dan sayuran semakin langka dan susah dicari.
Baca Juga : Mewaspadai Ular Berkeliaran dan Memburu Ikan-ikan Tersesat Saat Banjir
Perburuan sayur-sayuran dan bahan pangan lainnya dimulai dari Pasar Mini Mahligai yang jaraknya sekitar 500 meter dari rumah, tapi karena jalanan terendam air dan saya memilih untuk berjalan kaki, maka agak lambat untuk menuju pasar paling dekat ini. Sayang, pasar juga terendam air setinggi lintuhut dan pedagang sayuran yang biasa berjualan di sini ternyata juga memilih tidak berjualan sejak hari Jumat, konon karena akses jalan dari rumahnya yang berada dititik terendah Kota Banjarmasin menuju pasar terputus genangan banjir.