Selama 20 tahun saya tinggal di Kalimantan Selatan, khususnya di Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas! Baru kali ini komplek tempat tinggal saya yang juga menjadi tempat tinggal pribadi Gubernur yang baru saja terpilih kembali, Syahbirin Noor yang lokasinya di pinggiran kota ini kebanjiran!
Memang, banjir di komplek kami "baru" sebatas lintuhut atau lutut alias dengkul orang dewasa yang biasanya oleh Urang Banjar belum dianggap sebagai banjir atau kebanjiran, tapi baru masuk kategori calap alias tergenang saja. Tapi karena di komplek kami kejadian jalanan calap seperti ini belum pernah terjadi, makanya kami menganggap ini sebagai kejadian yang luar biasa!
Baca Juga : Tetangga Baru, Plat Merah - DA 1
Lhaaah, kalau di komplek kami yang biasanya tidak kebanjiran saja, sejak Kamis sore (14/01/2021) jalanan mulai calap alias terendam air yang secara bertahap terus naik sampai terbaru saat ini, setinggi dengkul! Lalu bagaimana denagn daerah-daerah yang biasa menjadi langganan banjir ?
Gayung bersambut, dari berbagai media sosial warganet lokal, akhirnya terkuak fakta banjir hampir merendam semua kabupaten dan kota di Kalimantan Selatan, dengan intesitas berbeda-beda dari kategori calap seperti yang terjadi di komplek kami sampai yang ketinggian banjirnya mencapai dua-tiga meter atau merendam sampai atap rumah.
Melansir berita dari apahabar.com, sampai Jumat malam (15/01/2021) total ada 84.438 jiwa dari 22.765 KK di 8 kabupaten dan kota yang terdampak banjir. Itu data diatas kertas, fakta dilapangan pasti jauh lebih besar layaknya gunung es!
Baca juga : Mereduksi "Kebiasaan Anthropogenic", Pemicu Bencana Banjir di Sekitar Kita
Anehnya, disaat seperti itu tidak satupun media nasional mainstream yang mengabarkan berita apalagi empati terhadap musibah yang dialami masyarakat Kalimantan Selatan, kecuali media masa online dan para netizen nasional yang justeru berteriak-teriak agar pemerintah segera bergerak membantu korban banjir di Kalimantan Selatan!