Sejarah Hattrick
Istilah hattrick yang begitu populer dikalangan penikmat olahraga, khususnya sepakbola, secara umum dipahami sebagai prestasi atau keberhasilan yang terulang sampai 3 (tiga) kali dalam sebuah even.
Dalam sepakbola, istilah hattrick paling sering tersematkan kepada seorang pemain yang berhasil mencetak 3 (tiga) gol dalam sebuah pertandingan baik berurutan maupun tidak.
Bisa juga seorang penjaga gawang yang berhasil melakukan cleansheet alias menjaga keperawanan gawangnya sampai (3) tiga laga pertandingan, sedangkan untuk tim atau kesebelasan bisa prestasi menjuarai sebuah even yang sama dalam (3) tiga musim berturut-turut.
Baca juga: Mengulik Bus Mewah Tunggangan Baru Skuad Barito Putera
Uniknya, dalam perkembangannya, istilah hattrick tidak hanya menjadi domain sepakbola atau dunia olahraga saja, tapi juga disematkan kepada siapa dan apa saja bentuk prestasi atau keberhasilan yang dilakukan sebanyak (tiga) kali, terlebih secara berurutan dalam satu even yang sama.
Sebagai contoh, keberhasilan Kota Banjarmasin meraih piala Adipura pada 2015, 2016, 2017 yang banyak diberitakan oleh media sebagai hattrick membanggakan dari sebuah kota yang dulunya berpredikat "kota terkotor" di Indonesia.
Jika memang istilah hattrick telah begitu populer dan terus berkembang dari segi ruang pemanfaatannya, tahukah anda sejarah atau asal-usul istilah hattrick?
Asal-usul istilah hattrick, menurut beberapa sumber ternyata tidak ada hubungannya samasekali dengan sepakbola, tapi justeru lahir dari olahraga cricket, olahraga mirip kasti dan juga softball dari daratan Inggris yang sangat populer di negara-negara persemakmuran (Commonwealth), yaitu negeri-negeri bekas jajahan Inggris.
Sejarah bermula pada tahun 1885, saat pemain cricket Inggris H.H Stephenson dalam sebuah bigmatch, berhasil menghasilkan tiga wickets (berhasil memukul bola dan berlari bolak-balik wickets sebanyak tiga kali berturut-turut).