Lihat ke Halaman Asli

kaekaha

TERVERIFIKASI

Best in Citizen Journalism 2020

"Bebek Hungang" dan Uniknya Stratifikasi Level Kebodohan pada Bahasa Banjar

Diperbarui: 13 November 2020   20:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jika anda pernah melintas di jalur trans Kalimantan yang menghubungkan Kota 1000 Sungai, Banjarmasin nan Bungas dengan Kota Batulicin-Tanah Bumbu, Pulau Laut-Kotabaru dan juga Kota Penajam-Paser Utara, Kalimantan Timur, sekitar 2 (dua) km sebelum tugu Kijang Kencana batas Kota Banjarbaru-Tanah Laut, tepatnya di Kelurahan Liang Anggang, Kota Banjarbaru, ada sebuah warung makan berhalaman sangat luas berdiri di sisi sebelah kanan jalan dengan nama "Bebek Hungang" atau lengkapnya Nasi Bebek Liang Anggang (NABELA) "BEBEK HUNGANG".

Tapi maaf, kali ini bukan kuliner nasi bebek dari "BEBEK HUNGANG" yang akan saya kupas dan jlentrehkan! Tapi soal nama "BEBEK HUNGANG" itu yang menarik perhatian saya.

Baca Juga: Mengenal Teknik "Babanam", Barbeque Tradisional ala Urang Banjar

Awalnya, saya mengira kosakata hungang dalam frasa "BEBEK HUNGANG"  yang menjadi label warung makan tersebut berasal dari bahasa mandarin, karena menurut saya kosakata hungang  mempunyai kedekatan lafal dengan beragam kosakata bahasa mandarin. Tapi, dugaan saya ternyata salah besar! Alih-alih mengadopsi dari bahasa mandarin, ternyata kosakata hungang justeru kosakata asli dari bahasa Banjar.

Hungang | @kaekaha

Merujuk pada kamus Bahasa Banjar Gubahan Prof. Abdul Djebar Hapip, Guru Besar FKIP, Universitas Lambung Mangkurat, terbitan PT. Grafika Wangi Kalimantan, Cetakan ke-6 Tahun 2006, kosakata hungang ternyata berarti bodoh.

Mendapati fakta ini, saya justeru semakin tertarik untuk mencari tahu dan mendalami kosakata Bahasa Banjar yang satu ini, karena sebelumnya saya justeru lebih dulu mengenal kosakata bungul sebagai padan kata bodoh atau kosakata bermakna setara lainnya  seperti  tolol, bego, telmi dan lain-lainnya dalam bahasa Banjar. 

Kenapa dalam bahasa Banjar sering ditemukan kosakata dengan bunyi dan pelafalan berbeda tapi bisa mempunyai makna sama?

Sebelumnya, dalam artikel berjudul Mengenal Teknik "Babanam", Barbeque Tradisional ala Urang Banjar saya ungkap disitu, keberadaan kosakata babanam dan baubar yang jelas-jelas berbeda penulisan dan juga pelafalannya, tapi uniknya secara leksikal sama-sama berarti bebakar atau bisa juga dimaknai sebagai sedang membakar. Ini uniknya!

Bengang | @kaekaha

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline