The Banjarmasin Diamond, anonymous, c. 1875
grinding, w 7.65gr l 2.186cm w 1.737cm h 1.386cm More details
This diamond is war booty. It was once owned by Panembahan Adam, the sultan of Banjarmasin (Kalimantan). The stone belonged to the state heirlooms, symbols of the sultan's sovereignty. After his death, the Netherlands intervened in the battle of succession. In 1859 Dutch troops violently seized control of Banjarmasin and abolished the sultanate. The rough diamond was sent to the Netherlands, where it was cut into a rectangle of 36 carats.
Intan Sultan Adam di Rijks Museum Amsterdam Belanda | rijksmuseum.nl
Intan Sultan Adam Dikembalikan
Dari situs Rijks Museum yang fisiknya berdiri di Kota Amsterdam, Belanda www.rijksmuseum.nl, didapat informasi terkait koleksi museum berupa sebuah mustika berlian tanpa nama dari Banjarmasin dengan kode tahun koleksi 1875.
Baca Juga : Membanding Tanzanite dan Intan Tri Sakti, Sama-sama Supermahal tapi Beda Misteriusnya!
Berlian berbentuk datar kotak dengan banyak sudut kristal bening cerah yang menurut keterangan dalam situs mempunyai dimensi (panjang) 2,186 x (lebar) 1,737 cm x (tinggi) 1,386 cm dan beratnya 7,65 gram/38 karat (1 karat = 0,2 gr) ini, fisiknya didisplay di ruang 1.17 Rijks Museum, Amsterdam.
Uniknya, dari keterangan singkat di bawah foto mustika berlian yang berkilau indah tersebut, terdapat diskripsi terkait koronologi berlian pusaka milik Panembahan Adam tersebut bisa sampai ke Belanda, berikut kronologi "jujur" bagaimana penjajah Belanda dengan kejam merebut kendali sekaligus membubarkan Kesultanan Banjar yang berdaulat.
Panembahan Adam atau lebih dikenal masyarakat Banjar sebagai Sultan Adam Al-Watsiq Billah, merupakan sultan ke-17 Kesultanan Banjar yang berkuasa pada 3 Juni 1825-1 November 1857, sehingga mustika berlian tersebut sering disebut sebagai intan Sultan Adam.