Lihat ke Halaman Asli

kaekaha

TERVERIFIKASI

Best in Citizen Journalism 2020

"Negeri Bedil" Cipacing, Etalase Kreativitas Kelas Dunia di Sudut Kota Tahu Sumedang

Diperbarui: 9 Desember 2020   09:25

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Quality Control pada Senapan Produksi Cipacing (ANTARA FOTO/Novrian Arbi)

Sumedang Puseur Budaya Sunda dan Icon Tahunya yang melegenda

Menyebut nama Sumedang, kabupaten tertua di Jawa Barat yang dikenal sebagai Puseur Budaya Sunda alias pusatnya budaya sunda ini, umumnya kita pasti langsung teringat dengan tahu sumedang, penganan tradisional berbahan dasar kedelai (Glycine max ) dari negeri Cina yang telah lama dikenal sebagai icon kuliner Kabupaten Sumedang.

Dòufu  (dari bahasa Tionghoa, Hokkian yang dibaca tou-fu atau tāu-hū ) yang akhirnya dilafalkan oleh lidah orang Indonesia menjadi tahu, pertama kali diperkenalkan di Sumedang oleh imigran China, Ong Kino dan selanjutnya dipopulerkan oleh anaknya Ong Bung Keng sejak tahun 1917 (Sumber lain mencatat, pembuatan tahu ini dimulai tahun 1911 yang awalnya hanya untuk konsumsi rumah tangga). Sehingga sampai sekarang di Sumedang sendiri tahu Sumedang juga dikenal sebagai tahu Bungkeng.

Tahu Sumedang (You Tube/Wita Rismayanti)

Di tangan generasi sumedang kiwari,  tahu Sumedang atau Tahu Bungkeng tidak hanya populer di kawasan Sumedang dan sekitarnya saja sebagai magnet sejarah, psikologis dan tentunya budaya (kuliner) bagi pariwisata Sumedang, tapi potensi ekonominya yang relatif besar justeru membuatnya terdiaspora hampir ke seluruh pelosok Indonesia. 

Outlet penjual tahu Sumedang kekininan yang biasanya dipadu dengan rumah makan, sejak akhir tahun 90-an mulai banyak berdiri di luar pulau Jawa.

Baca Juga :  Senandika Esok Hari, Mengudap "Legitnya Madu" Ubi Cilembu di Kota Buludru, Sumedang

Bahkan di Kalimantan Selatan, khususnya di kawasan strategis propinsi (ksp) Banjar Bakula, yaitu kawasan Kota metropolitan Banjarmasin dan beberapa kota satelit (penyangga) seperti Kota Banjarbaru, Marabahan (Kab. Barito Kuala), Martapura (Kab. Banjar) dan Pelaihari (Kab. Tanah Laut), outlet Tahu Sumedang terus tumbuh dan bertambah layaknya tumbuhan jamur di musim hujan dengan kreatifitas inovatif masing-masing untuk menarik pembeli.

Saat ini, setidaknya lebih dari 30-an outlet Tahu Sumedang berbagai ukuran (outlet) melayani pembelinya di kawasan Banjar Bakula.

Outlet Tahu Sumedang di Banjarbaru, Kalimantan Selatan (dokpri)

Sepertinya soal waktu saja, distribusi sebaran outlet tahu Sumedang bisa menyamai sebaran kedai/rumah makan masakan padang yang telah lebih dulu terdiaspora ke seluruh penjuru nusantara bahkan dunia.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline