Lihat ke Halaman Asli

Kartika E.H.

TERVERIFIKASI

Best in Citizen Journalism 2020

Mengenal Cabai Hiyung, Salah Satu Cabe Terpedas Dunia dari Kalimantan Selatan

Diperbarui: 27 September 2019   23:11

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

goodnewsformindonesia.id

Cabe Hiyung (Capsicum frutescens L.) adalah jenis cabe rawit terpedas di dunia yang hanya bisa tumbuh subur dan sempurna dengan citarasa pedas optimal mencapai 94.500 ppm atau setara dengan 17 kali lipat dari rasa pedas cabai rawit biasa di desa Hiyung, Kecamatan Tapin Tengah, Kabupaten Tapin, Kalimantan Selatan. 

Cabai rawit  merupakan tanaman yang tumbuh subur di sekitar garis khatulistiwa pada ketinggi antara 0-500 mdpl. Tapi masih dapat tumbuh pada ketinggian 1000 mdpl meskipun pembentukan buahnya menjadi tidak maksimal.

Klaim ini pernah disampaikan oleh Bupati Tapin Arifin Arpan yang mengatakan bahwa varietas cabe dari gunung yang pertama kali ditanam di Desa Hiyung oleh Subarjo tahun 1993  sebanyak 200 batang ini.

"Jika ditanam di luar Desa Hiyung rasanya jadi kurang pedas, bahkan cenderung tidak pedas! Sangat aneh kan? " Kata Aripin Arpan dikutip dari Antaranews.

Selain rasa pedasnya yang sangat luar biasa, kelebihan lain dari cabe Hiyung adalah tahan lama, yaitu rata-rata 10 (sepuluh) hari pada penyimpanan suhu ruangan normal. 

Menurut Subarjo, rasa pedas yang dihasilkan cabai hiyung diduga karena keasaman tanahnya. 

Cabai Hiyung telah terdaftar sebagai varietas tanaman lokal khas Tapin Kalimantan  Selatan dari Kementrian Pertanian RI dengan nomor 09/PLV/2012 tangga 12 april 2012, yang memberikan konsekuensi berupa tanggung jawab atas perkembangan dan pembudidayaannya agar keberadaanya tetap terjaga dan tetap lestari kepada Pemerintah kabupaten Tapin. 

Saat ini, Pemkab Tapin telah mengembangkan 200 hektare dari total potensi lahan pengembangan seluas 3.000 hektare untuk tanaman cabai hiyung yang sekarang telah mendunia.

Bagaimana cara mengukur tingkat kepedasan Cabai Hiyung!?

Untuk mengukur tingkat kepedasan cabai, menurut FG Winarno yang juga dikenal sebagai Bapak Teknologi Pangan Indonesia, ada dua cara untuk mengukurnya, yaitu dengan metode kuantitatif dan metode subyektif. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline