Lihat ke Halaman Asli

Kartika E.H.

TERVERIFIKASI

Best in Citizen Journalism 2020

Menantikan Kembalinya Gelegar Rock in Borneo 2019 di Kutai Kertanegara

Diperbarui: 8 Agustus 2019   01:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kukar Rockin' Fest 2015 (kutaikertanegaranews.com)

Kisah Dibalik Lahirnya Kukar Rockin' Fest 2012

Gelaran festival musik cadas berlabel Kukar Rockin' Fest atau KRF edisi pertama tahun 2012 yang digelar di Kota Tenggarong, Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur pernah mengguncang dunia pentas musik rock Indonesia, bahkan dunia. 

Ditengah kelesuan panggung musik rock Indonesia saat itu, kehadiran salah satu band beraliran trash metal terbaik dunia asal Brazil, Sepultura pada event yang masuk dalam 5 besar festival musik terbesar di Indonesia (versi Majalah Rolling Stone Indonesia) itu, tak ayal  menjadi pentahbisan "tidak sengaja" Kota Tenggarong, Kutai Kertanegara sebagai Kota Rock, kota barometer musik cadas tidak hanya di level Kalimantan apalagi Kalimantan Timur semata, tapi level Indonesia bahkan dunia. Anda pernah mendengar nama Kota Tenggarong, sebelumnya!?

Uniknya, pesta musik cadas yang mempunyai tagline "Borneo Biggest Open Air Music Festivalyang pada edisi perdananya juga menghadirkan salah satu band rock ternama dari Ibu Kota Jakarta yang digawangi musisi kenamaan putra Gubernur Kalimantan Timur, periode 1967-1977 Abdoel Wahab Sjahranie, siapa lagi kalau bukan Zahedi Riza Sjahranie alias Eet Sjahranie dengan band-nya edane itu, digelar di lapangan terbuka dan gratis. 

Tidak heran jika kemudian, MURI memberi apresiasi sebagai gelaran musik rock terbuka alias gratis terbesar di Indonesia, karena dihadiri lebih dari 25.000 penonton.


Ada kisah menarik dibalik lahirnya Kukar Rockin' Fest tahun 2012 yang ternyata berangkat dari sebuah "ide nekat " seorang pemuda asli Tenggarong yang juga musisi aktif bernama Akbar Haka, frontman band cadas KAPITAL dari Tenggarong.

Saat itu, Sepultura sedang melakukan tur ke Asia dengan tajuk Sepultura's Asian Relentless Tour 2012 dan sudah menjadwalkan mampir ke Malaysia dan Indonesia. Sebagai penggila musik cadas sekaligus entrepreneur yang jeli melihat peluang, Akbar Haka mengaku sangat ingin memanfaatkan tur Sepultura agar bisa tampil di Tenggarong. "Sayang sekali kalau kesempatan ini tak dimanfaatkan," kata Akbar saat itu ketika diwawancarai oleh beritaborneo.com

Untuk memuluskan keinginannya, Akbar sampai nekat menggadaikan rumah orang tuanya seharga Rp 250 juta untuk membayar uang muka tur. Setelah membayar uang muka, Akbar termangu karena masih banyak biaya yang perlu dipenuhi. 

Andreas Kisser Gitaris Sepultura Memakai Jersey Mitra Kukar (Kaskus)

Ia harus melunasi biaya tur Sepultura sebesar Rp 1,8 miliar. Itu belum termasuk ongkos penerbangan empat personel dan 14 kru dari Brasil ke Indonesia, biaya riders, visa, dan lain-lain. Susah payah ia mencari sponsor untuk menutup biaya produksi, tapi tak berhasil.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline