Suku Banjar dan Islam
Masyarakat Banjar sejak dulu dikenal mempunyai akar kebudayaan Islam yang sangat kuat. Sejarah interaksi di antara keduanya diyakini para sejarawan telah dimulai jauh sebelum berdirinya Kesultanan Banjar sekitar 5 abad yang lalu.
Dalam perjalanannya, budaya lokal masyarakat Banjar yang bersumber dan berakar dari kebudayaan melayu bisa berakulturasi dengan tradisi dan budaya Islam dengan baik, sampai-sampai relatif susah untuk mendapatkan garis separasi di antara keduanya.
Situasi ini selaras dengan pernyataan antropolog Judith Nagata (dalam Hairus Salim HS), Suku Banjar merupakan salah satu suku di Indonesia yang identitas kesukuannya bertumpang tindih dengan identitas keagamaan, "Agama ya suku, suku ya agama".
Tidak heran jika sampai saat ini, Islam dengan segala pernak-perniknya menjadi identitas baik dari aspek spiritual maupun kultural masyarakat suku Banjar.
Jejak-jejak kedekatan di antara keduanya telah menjadi ciri khas kehadiran keduanya dalam satu ranah bersama yang tidak bisa dipisah satu sama lain yang bisa dirumuskan dalam sebuah frasa, Banjar itu Islam, Islam itu Banjar yang secara riil bisa kita temukan "wajahnya" dalam berbagai aspek budaya suku Banjar.
Mulai dari arsitektur bangunan (masjid, surau), falsafah kehidupan, tradisi, pola komunikasi-interaksi dan juga dalam ritus reliji (personal maupun komunal) termasuk di dalamnya fakta unik dan fenomenal tingginya minat urang Banjar untuk naik haji.
Orang Banjar dan Naik Haji
Sejarah berhaji Orang Banjar, menurut budayawan Banjar yang juga Kompasianer Zulfaisal Putera memang tidak ada catatan resmi yang bisa dijadikan rujukan, tapi jika melihat sejarah hidup Syeh Muhammad Arsyad Al Banjari (1710-1812), ulama berpengaruh dari Kesultanan Banjar yang semasa hidupnya pernah menetap di Mekkah sekitar 30 tahunan.
Baca Juga: Bertemu Bintang Sepakbola di Masjidil Haram
Artinya, tahun 1700-an sudah ada Urang Banjar yang naik haji. Bahkan, menurut catatan Lesley Potter (2000), sebagaimana dikutip Taufik Arbain, tahun 1800 hingga 1900-an persentase dan proporsi orang Banjar yang menunaikan ibadah haji sudah lebih besar jika dibandingkan dengan jamaah dari Pulau Jawa.