Lihat ke Halaman Asli

kaekaha

TERVERIFIKASI

Best in Citizen Journalism 2020

314 Hari Menuju Ramadhan 1441 H, Saatnya Menguji Kemenangan Kita!

Diperbarui: 7 Juni 2019   22:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ya Allah, Golong Pertemukan Kami dengan Ramadhan Tahun Depan (tamvandanberani.blogspot.com)

Tepat hari ini, tiga hari sudah kita memasuki bulan Syawal 1440 H. Artinya, ini hari ke-3 kita semua ditinggalkan bulan istimewa, bulan suci yang paling dimuliakan diantara bulan-bulan lainnya oleh Allah SWT. Mudah-mudahan kita beruntung, bisa bertemu lagi dengan segala keistimewaan dan kesucian bulan Ramadhan 1441 H sekitar 314 hari kedepan.

Di bulan istimewa yang penuh berkah, rahmat dan ampunan ini, Allah SWT memberi kita momentum istimewa untuk beramal shalih sebanyak-banyaknya, salah satunya adalah dengan melaksanakan ibadah spesial yang hanya ada di bulan Ramadhan, yaitu puasa wajib dan sholat Tarawih selama sebulan penuh.

Khusus untuk ibadah puasa wajib di bulan Ramadhan ini, Allah memberi kekhususan yang sangat spesial dan luar biasa. Seperti di sampaikan Rasulullah dalam hadis berikut,

 "Setiap amalan manusia adalah untuknya kecuali puasa, sebab ia hanyalah untukku dan Akulah yang akan memberikan ganjaran padanya secara langsung ". (HR Bukhari dalam Shahihnya: 7/226 dari hadis Abu Hurairah radhiyallahu'anhu).

Sungguh, ditinggalkan bulan Ramadhan merupakan sebuah kehilangan yang sangat luar biasa besarnya bagi seluruh umat! Bagaimana tidak, Wadha' Ramadhan ( Berpisah dengan Bulan Ramadhan) berarti kita akan kehilangan potensi kedekatan spesial kita dengan ALLAH SWT berikut "banjir" berkah, rahmat dan ampunan dari pencipta sekaligus pemilik hak prerogatif atas "keberlangsungan" diri kita, makhluk ciptanNya yang semuanya hanya bisa kita dapatkan secara spesial di bulan Ramadhan saja.

Instazu.com

Lantas apa yang sebaiknya kita lakukan pasca ditinggalkan bulan Ramadhan?

Seandainya  bulan Ramadhan bisa berbicara dan mau memberi pesan untuk kita semua sebelum benar-benar meninggalkan kita semua, saya yakin bulan Ramadhan pasti akan memberi pesan berikut kepada kita semua !

  1. Jangan lupakan aku (puasa), aku kembali mendatangimu selama 6 hari di bulan Syawal, dua hari setiap minggu (Senin dan Kamis), tiga hari setiap bulan atau ayymul baidh (tanggal 13,14, dan 15 bulan qamariyah), sekali dalam setahun saat (puasa Arafah dan puasa Asyura).  Semua agar kau selalu mengingatku, sehingga akupun pasti mengingatmu dan dengan setia akan menunggumu di pintu ar Rayyn, pintu khusus bagi para ahli puasa di surganya Allah SWT.
  2. Jangan biarkan Alquran hanya menjadi pajangan untuk menghias ruangan dan bersampulkan debu, jadikan Alquran pegangan dan bacaan rutinmu seperti sediakala, ketika aku ada bersamamu.
  3. Jangan tinggalkan shalat malam! Tetap dirikan secara rutin, jaga kesanggupanmu berapa rakaatpun yang kau mampu, sungguh shalat malam akan semakin mendekatkanmu dengan Raja diraja kita semua.
  4. Jangan kau tinggalkan amal shaleh dan kebaikan-kebaikan berbalut keikhlasan yang sudah kamu lakukan saat aku ada di sisimu. Apapun dan berapapun yang sanggup kau ikhlaskan, karena Rasulullah SAW bersabda "Amalan yang paling dicintai oleh Allah Ta'ala adalah amalan yang rutin walaupun itu sedikit." (HR Muslim).
  5. Khusus untuk kasihku para Muslimah, jagalah kehormatan dan kemuliaanmu seperti yang dituntunkan oleh Allah SWT ! Sempurnakan pakaianmu dan jangan lepaskan lagi jilbabmu, pakailah dia karena Allah SWT, bukan karenaku atau karena yang lain.
  6. Jadilah kau makhluk yang senantiasa beribadah kepada Allah SWT yang telah menciptakan dan memeliharamu, jangan kau beribadah hanya dibulan Ramadhan saja, karena Allah itu Tuhan di seluruh waktu.

Berkaca dari "pesan" aktual dari si bulan Ramadhan di atas, sepertinya jeda waktu antara kepergian Ramadhan sampai dengan kehadiran bulan Ramadhan berikutnya merupakan waktu yang sangat tepat untuk menguji "label" sebagai pemenang yang kita sandang pasca keluar dari kawah candradimuka Ramadhan sebelumnya.

Kita harus membuktikan pada diri kita dan Allah SWT pemilik jiwa dan raga kita, bahwa label pemenang yang kita dapatkan memang benar-benar layak dikalungkan di leher kita!  Bukan label abal-abal yang didapat secara kebetulan, tidak sengaja ataupun didapat dengan cara yang curang!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline