"... Pada hari ini telah Aku sempurnakan untukmu agamamu dan telah Aku cukupkan kepadamu nikmat-Ku, dan telah Aku ridhai Islam sebagai agama bagimu ..." [Al-Maaidah: 3]
Firman Allah diatas secara tegas menyatakan kesempurnaan Islam yang paripurna, seperti dalam penjelasan Al-Hafizh Ibnu Katsir rahimahullah berikut,
"Ketika Allah menyempurnakan Islam, itu artinya cukup Islam yang menjadi pegangan hidup, jadi tidak perlu tuntunan dan penuntun yang lain selain Nabi Muhammad SAW, karenanya Allah SWT menjadikan beliau sebagai penutup para Nabi dan mengutusnya kepada seluruh manusia dan jin".
"Tidak ada yang halal kecuali yang beliau halalkan, tidak ada yang haram kecuali yang diharamkannya dan tidak ada agama kecuali yang disyari'atkannya. Semua yang dikabarkannya adalah haq, benar, dan tidak ada kebohongan, serta tidak ada pertentangan sama sekali"
Bersandar pada dalil diatas, bagi umat Islam diseluruh dunia tidak ada tuntunan lain selain apa yang sudah beliau wariskan kepada kita, yaitu Al Quran dan Al Hadis. Artinya, jika ada permasalahan atau perselisihan terkait perkara apapun, ada baiknya semua kita kembalikan kepada Al Quran dan Al Hadis.
Termasuk tentang perkara muamallah terkait quote "berbukalah dengan yang manis" yang tengah tren dan pernah dipopulerkan oleh salah satu produsen minuman dalam kemasan ternama di negeri kita. Benarkah quote tersebut memang bagian atau setidaknya qiyas dari hadis Rasulullah? Bagaimana sebenarnya berbuka puasa seperti Rasulullah? Jangan kemana-mana, simak ulasannya hanya disini!
Rasulullah Menganjurkan Berbuka dengan Kurma
Terkait perkara buka puasa, Rasulullah dalam hadis sahih yang diriwayatkan oleh sahabat Anas Bin Malik dan dihasankan oleh Imam Al-Albani dalam Irwa-ul Ghalil fi Takhrij Ahaadits Manaaris Sabiil IV/45 no. 922 menyebutkan,
"Dari Anas bin Malik, ia berkata : Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam biasa berbuka puasa sebelum shalat dengan ruthab (kurma basah), jika tidak ada ruthab, maka beliau berbuka dengan tamr (kurma kering), dan jika tidak ada tamr, beliau meminum seteguk air"
Dari hadis sahih yang bersumber dari perbuatan nabi (fi'liyah) diatas, Anas bin Malik sama sekali tidak menyebut kata "manis" , tapi menyebut tiga hal yang biasa dikonsumsi Rasulullah ketika berbuka puasa, yaitu ruthab, tamr dan air.