Lihat ke Halaman Asli

kaekaha

TERVERIFIKASI

Best in Citizen Journalism 2020

Perjalanan Panjang Pasar Wadai Mewarnai Ramadan di Kota Banjarmasin

Diperbarui: 9 Mei 2019   17:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

dokpri

Suasana Pasar Wadai di Banjarmasin Pasar Wadai Ramadan atau oleh masyarakat Banjarmasin dan Kalimantan Selatan lebih dikenal sebagai Pasar Wadai, merupakan salah satu tradisi bahari (tua) khas Urang Banjar yang selalu hadir menyemarakkan datangnya bulan Ramadhan. 

Awalnya, seperti layaknya asal muasal berdirinya pasar rakyat lainnya, lahirnya pasar wadai merupakan “respon” naluriah masyarakat Banjar yang dikenal mempunyai insting berdagang  yang ulung ketika membaca sinyal adanya “permintaan pasar”untuk memenuhi kebiasaan urang banua (orang Banjar) di sekitarnya yang sebagian besar memang terbiasa mengkonsumsi ragam wadai (kue) khas Banjar yang rata-rata bercitarasa manis legit, terlebih saat berbuka puasa. 

Bingka Kentang nan legit | dokpri

Dulunya, setiap bulan Ramadhan tiba masing-masing wilayah, bisa setingkat lingkungan/kampung, desa atau kecamatan secara swadaya mendirikan atau mengadakan sekaligus mengelola pasar wadai sendiri-sendiri.

Biasanya, sebagian besar para pedagangnya hanya menjual wadai khas Banjar yang dikenal dengan istilah Wadai 41, seperti Bingka Kentang, Bingka Barandam, Hamparan Tatak, Kue Lam, Ragam Paisan, Kalalapon, Sari India, Sari Muka, Kararaban, Kakicak dll plus lauk pauk khas Banjar seperti aneka ganganan (sayur), babanaman (bakaran), paisan (pepes) dll.

Babanaman Ayam | dokpri

Baru di pertengahan tahun 80-an pasar wadai Ramadhan penyelenggaraannya dikoordinir oleh pemerintah daerah masing-masing, khususnya pedagang pasar wadai di ibu kota kabupaten/kota dan sekitar 1 (satu) dekade terakhir, seiring dengan gairah dan tren pariwisata yang mulai booming, visi pariwisata mulai masuk dalam Penyelengaraan event Pasar Wadai Ramadhan di berbagai daerah di Kalimantan Selatan, sehingga dalam penyelenggaraannya mulai jauh berkembang, baik dari sisi kuantitas peserta, jenis kuliner, jenis dagangan, materi sampai ragam hiburannya. 

Teknis acara sekarang sudah memakai EO profesional, begitu juga untuk hiburannya yang sudah biasa mengundang artis-artis ibukota. Arena pasar wadai diseting seperti bazar atau expo, layaknya ajang pameran barang-barang berkelas, terutama untuk penyelenggaraan pasar wadai Pemko Banjarmasin yang memang dikenal paling besar di Kalimantan Selatan.

Tarian Dayak menjadi hiburan pengunjung | dokpri

Uniknya, meskipun telah menjadi bagian dari agenda pariwisata yang digelar rutin tiap tahun di bulan Ramadhan sejak puluhan tahun lalu, Pasar Wadai terbesar di Kalimantan Selatan ini tidak mempunyai lokasi permanen. Entah disengaja atau tidak, lokasinya sering berpindah-pindah. 

Setelah lama berlokasi di Jalan Jendral Soedirman, di tepian siring Sungai Martapura tepat di depan Kantor Gubernur lama, dengan alasan kantor gubernur lama dirombak menjadi RTH, sejak tahun 2016 lokasi Pasar Wadai dipindahkan ke Jalan R.E Martadinata, juga ditepian siring Sungai Martapura, tapi di depan Kantor Walikota Banjarmasin dan sekarang di Ramadhan 2019 ini, Pasar Wadai dipindah lagi ke Taman Kamboja, destinasi wisata baru berupa RTH terluas di Banjarmasin yang memang disiapkan juga untuk event-event seperti bazar, pameran dan sejenisnya.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline