Lihat ke Halaman Asli

Kartika E.H.

TERVERIFIKASI

Best in Citizen Journalism 2020

Unda-Nyawa, Ini "Lo-Gue" Versi Bahasa Banjar!

Diperbarui: 20 Oktober 2018   04:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Saya Tidak Bisa Hidup Tanpa Kamu (Grafis : @kaekaha)

Kosakata Gue-Lo atau Gua-Lo yang berarti Aku-Kamu ini, tentu sudah tidak asing di telinga masyarakat Indonesia. Bahasa gaul muda-mudi dari Ibu Kota Jakarta yang konon merupakan kata serapan yang berasal dari bahasa China ini sukses menyebar ke seluruh pelosok nusantara melalui acara-acara televisi berbasis remaja yang biasanya lebih banyak memakai bahasa gaul, bahasa prokem dan jenis-jenis bahasa kekinian yang umumnya termasuk dalam kategori bahasa Indonesia tidak baku.

Jenis bahasa gaul seperti Gua-Lo mempunyai kecenderungan lebih mudah menyebar terutama kepada anak-anak muda. Hal ini tidak lepas dari sifat bahasa gaul yang umumnya lebih simple, pendek, mudah di ucapkan, mudah diingat dan menunjukkan ciri-ciri unik atau kekhasan tertentu sesuai jaman kelahirannya.  

Seperti Gue-Lo atau Gua-Lo bahasa gaul ala Jakarta yang mulai Mengindonesia! Bahasa Banjar, lingua franca di kawasan Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara juga mempunyai bahasa gaul yang secara makna, fungsi dan kedudukannya kurang-lebih sama dengan kosakata Gue-Lo, yaitu Unda-Nyawa!

Kamus Bahasa Banjar

Jadi, kalau anda sempat jalan-jalan ke Banjarmasin jangan takut kalau mendengar urang banua khususnya anak-anak mudanya sering menyebut-nyebut kata nyawa dalam percakapannya sehari-hari, karena nyawa yang sering-sering disebut itu bukan nyawa atau roh yang bikin kita hidup, tapi nyawa disini adalah kosakata gaul bahasa Banjar yang berarti kamu

Untuk kosakata reguler yang baerarti kamu dalam Bahasa Banjar, adalah ikam (untuk sebaya/lebih muda dan akrab) dan pian (untuk yang lebih tua atau dihormati).

Kosakata Unda-Nyawa seperti layaknya kosakata Gua-Lo, dipakai dalam kondisi non-formal atau tidak resmi, sebagian besar penuturnya adalah anak-anak muda sebaya dengan range usia sekitar 13-25 tahunan, walaupun ada juga sesekali terdengar dari percakapan antar anak-anak, antar orang dewasa bahkan sesekali saya juga mendengar kosakata ini diucapkan oleh antar kai-kai dan nini-nini (kakek-kakek dan nenek-nenek ; bahasa Banjar).

Saya Khawatir Kehilangan Kamu (Grafis : @kaekaha)

Fakta pengecualian ini menurut saya bisa terjadi karena, ikut-ikutan (khusus untuk anak-anak) dan adanya faktor keintiman/kedekatan emosional diantara para penuturnya serta tingkat ke-gaulan dari penuturnya yang diatas rata-rata dan sudah tentu karena adanya kesetaraan tingkat, yaitu sesama anak-anak, sesama dewasa maupun sesama kai-kai atau sesama nini-nini.

Kosa kota gaul Unda-Nyawa ini, masih bisa dipakai oleh penutur yang tidak setara atau tidak setingkat, tapi penuturannya hanya berlaku satu arah dan tidak bisa dibalik. Dari yang lebih tua atau lebih dihormati kepada penutur yang secara sosial posisinya ada di bawahnya, seperti ayah kepada anak-anaknya, kai kepada cucu-cucunya, orang tua kepada anak muda dan lain sebagainya. Tapi, Tetap saja komunikasi tidak setara ini tetap didahului oleh adanya keintiman/kedekatan emosional diantara para penuturnya.

Dalam penerapannya, pengucapan kosakata Unda biasa juga diucapkan tidak dengan lengkap  tanpa huruf U. Jadi hanya nda saja.

Aku Sayang Sama Kamu (Grafis : @kaekaha)

Contoh penerapan kosakata Unda-Nyawa dalam percakapan sehari-hari,

1. Percakapan dengan teman sebaya

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline