Lihat ke Halaman Asli

kaekaha

TERVERIFIKASI

Best in Citizen Journalism 2020

Apa Untungnya Jadi Tuan Rumah Asian Games?

Diperbarui: 16 Agustus 2018   02:51

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Asian Games 2018, Jakarta Palembang (Grafis : breakingnews.co.id)

Event Asian Games ke-18 yang berlangsung di Jakarta dan Palembang tinggal menghitung hari! Euforia masyarakat Indonesia menyambut gelaran pesta olahraga bangsa-bangsa Asia yang konon terbesar ke-2 setelah Olimpiade ini juga sangat luar biasa. Berbagai ekspresi kreatif dan inovatif masyarakat muncul dimana-mana.

Di Banjarmasin Kalimantan Selatan, satu-satunya daerah di Pulau Kalimantan yang disinggahi oleh Torch Relay Asian Games 2018, euforia Asian Games benar-benar terasa, bahkan  jauh-jauh hari sebelum obor yang disulut dari dua sumber api abadi, yaitu api abadi Asian Games di Stadion Nasional Dhyan Chand di New Delhi,  India tempat Asian Games pertama kali digelar di India dan api abadi dari Mrapen, Godong, Grobogan, Jawa Tengah itu benar-benar dibawa berkeliling Kota Banjarmasin.

Obor Asian Games mulai memasuki Kota Banjarmasin (Foto : @kaekaha)

Gaung popularitas gelaran Asian Games 2018 di Banjarmasin dan Kalimantan Selatan, mungkin lebih dulu bergema dibanding daerah lain di Indonesia, karena dalam usahanya menggemakan event Asia Games ke-18 yang diselenggarakan di Jakarta-Palembang ini Pemerintah Propinsi Kalimantan Selatan menyandingkannya dengan kampanye kesiapan dan kesanggupan Kalimantan Selatan untuk menyelenggarakan PON XXI tahun 2024, sayang dalam bidding host yang di selenggarakan di Hotel Bidakara April 2018 yang lalu, Kalimantan Selatan kalah voting dari duet, Aceh-Sumut dan Bali-NTB.

Meskipun niat Kalimantan Selatan untuk menjadi tuan rumah PON XXI, tahun 2024 tidak kesampaian, tapi setidaknya efek berbagai kampanye ini semakin mendekatkan Asian Games kepada memori masyarakat banua. Maka tidak heran, ketika obor Asian Games benar-benar datang dan dibawa keliling Kota Banjarmasin,  sepanjang jalan yang dilewati iring-iringan pembawa obor penuh sesak oleh masyarakat.

Masyarakat antusian menunggu datangnya Api obor Asian Games di Banjarmasin (Foto : @kaekaha)

Memang tidak ada gading yang tak retak!

Sebagai anak bangsa, kita patut mengapresiasi berbagai cara dan upaya kreatif yang telah di lakukan oleh pemerintah dari pusat sampai daerah sebagai pemilik gawe alias yang punya hajat, begitu pula kerja keras dan cerdas sang event organizer alias si panatia inti, INASGOC yang dibantu puluhan ribu volunteer  untuk menyukseskan hajatan Asian Games yang pada perhelatan kali ini mengambil tema Energy of Asia ini.

Kerja keras dan kerja cerdas mereka, bagaimanapun tentu tidak akan bisa benar-benar 100% sempurna, ibarat kata memang tidak ada gading yang tak retak! Lho kok...?

Ya, obrolan saya dengan seorang kakek di warung nasi pecel pagi tadi, sempat membuat saya tersedak! Si kakek sambil menyeruput kopi hitamnya yang berbau tajam, tiba-tiba menepuk pundak saya sambil bertanya, "Mas, Apa sih untungnya Indonesia jadi tuan rumah Asian Games!?"

Saya yang saat itu tengah terlena menikmati sedapnya sajian nasi pecel "ndeso" dalam wadah pincuk daun pisang yang hot, sempat tergagap juga mendapat serangan fajar yang tak terduga itu. Saya seperti baru tersadar dari tidur berbulan-bulan! Haaaah, Berbulan-bulan ?

Fakta Asian Games (Grafis : Detik.com)

Ya, saya seperti baru terbangun dari tidur berbulan-bulan! Pasalnya, saya baru sadar jika kampanye penyelenggaraan Asian Games 2018 yang di Kalimantan Selatan disandingkan dengan kampanye kesiapan menjadi tuan rumah PON 2024 ini, masih belum memberikan edukasi yang cukup (cukup waktu dan cukup jelas)  kepada masyarakat, khususnya terkait benefit yang bisa didapat oleh Indonesia sebagai tuan rumah!? Apalagi jika melihat besaran dana yang harus dikeluarkan oleh pemerintah sebagai tuan rumah yang mencapai 34 triliun rupiah! Wooooow...

Coba perhatikan! Dari sekian banyak isi kampanye di berbagai media yang "diperlihatkan" kepada masyarakat, tidak satupun yang memberi edukasi mengenai keuntungan Indonesia sebagai tuan rumah secara lugas, jelas dan mudah dipahami oleh seluruh lapisan masyarakat.  Maaf, yang banyak  tampak di berbagai media, sebagian besar adalah  sisi kehebohan dan keglamouran semata, kalaupun ada sisipan edukasi, hanya sebatas fakta-fakta teknis seperti jumlah peserta, jumlah cabang olahraga dsb. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline