Pasar Rakyat, Refleksi Budaya Nusantara
Dalam rimba perdagangan, tempat bertemunya penjual dan pembeli yang sekarang kita kenal sebagai pasar rakyat, merupakan ibu kandung yang melahirkan berbagai bentuk, model dan konsep pasar-pasar baru yang sekarang bermunculan seiring kebutuhan dan kemajuan peradaban jaman.
Pasar rakyat yang sebelumnya kita kenal dengan pasar tradisional, telah lama menjadi urat nadi perekonomian rakyat di dunia, termasuk di Indonesia. Uniknya, pasar rakyat di Indonesia yang tumbuh di berbagai daerah mempunyai ciri khas sebagai simpul budaya dan peradaban masyarakat tempat pasar rakyat tersebut tumbuh dan berkembang. Sebagai contoh, keberadaan beberapa pasar terapung di beberapa sungai yang membelah Kota Banjarmasin bisa dijadikan referensi.
Sehingga, pasar rakyat yang ada tidak hanya sekedar dimaknai sebagai tempat bertemunya penjual dan pembeli atau untuk kepentingan ekonomi semata, tapi juga menjadi refleksi budaya sekaligus tempat bertumbuhnya nilai-nilai kearifan lokal yang secara turun temurun diwariskan kepada anak cucu sebagai salah satu referensi media "belajar" tentang nilai-nilai kehidupan yang relatif efektif dan efisien.
Hampir semua pelajaran kehidupan ada di pasar rakyat! Ekonomi, sosial, budaya bahkan idiologi dan pertahanan keamanan nasional kita juga bisa ditelisik dari pasar rakyat lho!
Realitas Pasar Rakyat di Indonesia
Terbitnya UU No. 7 Tahun 2014 tentang perdagangan yang didalamnya juga memperkenalkan istilah pasar rakyat, merupakan angin segar bagi keberlangsungan pasar rakyat. UU No. 7 Tahun 2014, merupakan salah satu komitmen dari pemerintah untuk lebih serius mempertahankan salah satu simpul budaya tua nusantara yang sampai sekarang masih ada, yaitu pasar rakyat itu sendiri. Hal ini dipertegas dengan upaya pemerintah untuk merevitalisasi ribuan pasar rakyat di Indonesia sesuai dengan SNI Pasar Rakyat
Memang harus diakui, pasar rakyat di Indonesia sebagian besar kondisinya masih tradisonal! Sayangnya, "label" tradisional disini lebih banyak dimaknai masyarakat sebagai kata ganti untuk mentahbiskan pasar rakyat dengan kondisi fisik lingkungan pasar yang becek, jorok, bau, semrawut, curang bahkan keamanan yang tidak memadai bukan "label" tradisional sebagai pengejawantahan dari tradisi budaya lokal dalam koridor kearifan yang dimiliki dan celakanya, memang seperti itulah realitas pasar rakyat kita! Jadi bukan sebuah kebetulan jika kemudian situasi kontra positif inilah yang menjadi imej dari pasar rakyat kita.
Tentang Gagasan Hari Pasar Rakyat Nasional
Setelah 10 tahun berjibaku dengan beraneka macam pernak-pernik "pasar rakyat" hampir di seluruh pelosok Indonesia, melalui program Pasar Sejahtera (Sehat, Hijau, Bersih, Terawat), akhirnya mendorong Yayasan Danamon Peduli untuk menggagas Hari Pasar Rakyat Nasional, sebagai apresiasi untuk melahirkan semangat baru dalam upaya memberi makna baru kepada pasar rakyat sesuai dengan perkembangan jaman dan kebutuhan konsumen.
Gagasan penetapan Hari Pasar Rakyat Nasional oleh Yayasan Danamon Peduli, seharusnya tidak perlu diperdebatkan! Apalagi tingkat urgenitasnya! Karena banyak sudut pandang untuk melihatnya.