Lihat ke Halaman Asli

Kartika E.H.

TERVERIFIKASI

Best in Citizen Journalism 2020

Kebun Raya Banua, Angin Segar Baru untuk Pelestarian Flora

Diperbarui: 11 Juli 2016   16:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kebun Raya Banua, Banjarbaru, Kalimantan Selatan

Sejak tahun 2011, pusat roda pemerintahan Propinsi Kalimantan Selatan secara bertahap dipindahkan dari Kota Banjarmasin ke daerah Cempaka, Kota Banjarbaru, geliat pembangunan di kawasan terpadu komplek perkantoran provinsi dengan luas lahan sekitar 500 hektar dengan total lahan yang dipersiapkan oleh Pemko Banjarbaru mencapai 2.000 hektar, terbagi dalam 3 zona atau ring 1 sampai ring 3 tersebut semakin terlihat bentuk konfigurasinya yang luar biasa indah.

Tidak hanya wujud bangunan fisik dari kantor gubernurnya saja yang terlihat cantik, artistik dan megah mengusung tema rumah adat Banjar Bubungan Tinggi, tapi konsep tata ruang komplek perkantoran Provinsi Kalimantan selatan yang mengusung tema "hijau" tersebut, sepertinya tidak hanya berhenti pada ranah konsep semata. Walaupun masih terus melakukan penyempurnaan untuk menemukan aplikasi tata ruang "hijau" paling ideal, setidaknya dari wujud fisik yang sudah ada telah memberi gambaran keseriusan pemerintah untuk menjadikan konsep "hijau" sebagai nafas dari pembangunan "prestisus" yang dimulai sejak tahun 2009 tersebut.

Pintu Gerbang Kebun Raya Banua dalam tahap finishing

Salah satu angin segar yang dihembuskan dari komplek perkantoran yang pembangunannya menelan biaya ratusan milliar tersebut adalah ide cerdas pemerintah untuk membangun "Kebun Raya Banua", wahana  konservasi alam sekaligus kawasan wisata, pendidikan dan jasa lingkungan yang lokasinya masih di dalam lingkungan komplek Perkantoran Provinsi Kalimantan Selatan. Ide cerdas ini selain menjawab panasnya isu degradasi lingkungan di Kalimantan Selatan yang semakin memprihatinkan, juga menjadi hembusan angin surga yang benar-benar menyegarkan bagi masyarakat, khususnya di Banjarbaru dan Kalimantan Selatan.

Masterplan Kebun Raya Banua, Banjarbaru

Kawasan "Kebun Raya Banua" yang diplot menempati area seluas 100 hektar, tepat di seberang kantor gubernur ini diproyeksikan menjadi wahana wisata lingkungan yang terbesar, terluas dan terlengkap di Kalimantan, sekaligus sebagai tempat penyelamatan, pengembangan dan perlindungan berbagai tanaman lokal khas daerah Kalimantan Selatan, seperti pohon kayu besi atau Kayu Ulin (Eusideroxylon zwageri) yang laju kepunahannya semakin tinggi akibat degradasi lingkungan yang semakin memprihatinkan. Begitu juga dengan beberapa spesies pohon buah yang sudah langka dan telah dinyatakan punah di habitat alaminya, seperti pohon buah Kelangkala (Litsea angulata), Binjai (Mangifera caesia) dan Kasturi (Mangifera casturi)  dan lain-lain. 

Pintu Masuk Utara Kebun Raya Banua

"Kebun Raya Banua" saat ini telah memiliki aneka koleksi tanaman langka sekitar 3.000 pohon yang didapatkan dari berbagai sumber, seperti perusahaan swasta, organisasi pecinta lingkungan, bantuan pemerintah, termasuk dari sumbangan koleksi dari masyarakat perorangan. Untuk menambah koleksi, pihak pengelola "Kebun Raya Banua"  terus berburu koleksi tanaman ke berbagai daerah di Kalimantan Selatan, termasuk daerah-daerah ujung yang masih mempunyai ekosistem hutan dengan koleksi tanaman yang relatif lengkap seperti Kabupaten Balangan, Tanah Bumbu, Tabalong, Tanah laut dan Kotabaru. 

Identitas pohon yang ditanam di area Kebun Raya Banua

Selain itu, pengelola juga sangat berharap adanya peran serta masyarakat, khususnya warga Kalimantan Selatan untuk ikut serta menyumbangkan koleksi tanaman ke  "Kebun Raya Banua". Koleksi tanaman dari masyarakat nantinya akan didaftar dan diregistrasi untuk mendapatkan KTP alias Surat Keterangan Pohon yang berisi data rekam jejak asal-usul pohon. Program ini mungkin mirip dengan strategi yang dilakukan oleh GREEN PEACE, melalui progam Babytrees yang berhasil mengajak masyarakat untuk menanam sekaligus menjaga dan merawat pohon-pohon yang ditanamnya seperti anak sendiri, sehingga diharapkan bisa tumbuh dengan baik dan sehat agar bisa memberi manfaat kepada alam semaksimal mungkin.

14aa-57835032b17e61c7067ed293.jpg

Dari total area seluas 100 hektar, saat ini baru sekitar 30 persen yang sudah ditanami berbagai tanaman sesuai dengan ploting areanya, Untuk tanaman pepohonan (langka), rata-rata usia tanam mereka baru sekitar 3 tahun, sehingga pohon-pohon tersebut masih belum bisa memberi naungan dan keteduhan dari cuaca sekitar yang panas. 

Untuk pengembangan kedepan, berdasar masterplan yang telah dibuat "Kebun Raya Banua" juga akan dilengkapi dengan taman labirin seluas 8000 meter persegi, menara pandang, gazebo serta beberapa fasilitas pendukung lainnya seperti halaman parkir yang representatif, pos jaga, kantor pembibitan, bangku dan meja taman dan toilet. Kemungkinan menyusul akan disediakan juga fasilitas kendaraan untuk berkeliling dan semacam penginapan berkonsep alam. Wow...!

Berbagai tanaman bunga dan buah yang tumbuh di Kebun Raya Banua

Secara fisik, pintu gerbang utama "Kebun Raya Banua" sudah berdiri megah, tapi karena ploting area kebun raya yang sudah siap menerima pengunjung baru sebagian kecil di dekat pintu masuk sebelah utara, maka saat ini sepertinya pintu masuk sebelah utara inilah yang difungsikan oleh pihak pengelola. Dari pintu masuk utara, kita bisa mengakses area konservasi yang berkonsep taman, lengkap dengan tempat duduk dan meja semen yang nyaman untuk bersantai.

Taman hijau yang menyegarkan di Kebun Raya Banua

Di area ini,  terdapat beberapa taman tematik yang sudah mulai terlihat hijau dan segar dengan tanaman-tanaman bunga yang bermekaran warna-warni sebagai tanaman pagar dan pengarah, sedangkan di masing-masing area taman tematik meskipun koleksi tanaman yang ada masih relatif terbatas, tapi masing-masing area sudah terlihat hijau dan menyegarkan.

Taman Tematik Tumbuhan Obat

Khusus untuk taman tematik tanaman berkhasiat obat, Pulau Kalimantan merupakan salah satu surganya. Jadi tidak heran jika di area ini koleksi tanamannya relatif cukup banyak, walaupun saya belum sempat melihat tanaman berkhasiat obat paling terkenal dari Pulau Kalimantan, yaitu  Tabat Barito (Ficus deltoidea) dan Bawang Dayak (Eleutherine palmifolia) yang dikenal sebagai tanaman berkhasiat obat yang cukup ampuh untuk mengobati berbagai penyakit. 

Taman Tematik Tumbuhan Aromatik

Di area yang mulai ditanami sejak 3 tahun lalu ini, juga terdapat bangunan yang tertutup paranet yang berfungsi ganda sebagai tempat konservasi sekaligus pembiakan berbagai tanaman yang relatif tidak tahan panas, seperti anggrek dan tanaman paku-pakuan. Menurut keterangan di papan tempel, di dalam ruangan paranet terdapat sekitar 130 jenis anggrek dan beberapa di antaranya merupakan spesies langka dan endemik Kalimantan Selatan. Sayang sore kemarin pengunjung tidak bisa masuk ke area pembibitan.

Jalan menuju area koservasi dan pembiakan dalam paranet

Untuk tanaman anggrek, Pulau Kalimantan juga dikenal sebagai salah satu daerah yang meyimpan banyak spesies endemik, seperti anggrek sendok (Spathoglottis Urea), Anggrek hitam(Coelogyne pandurata), Anggrek Kantung (Paphiopedilum Kolopakingii Fowlie) dll. Khusus di Kalimantan Selatan pegunungan Meratus dikenal sebagai salah satu habitat anggrek Kalimantan paling kaya. Sayangnya, karena perburuan liar dan degradasi lingkungan yang semakin masif mengakibatkan ikut punahnya beberapa spesies anggrek-anggrek langka tersebut.
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline