Asal-Usul Entitas Budaya Jawa Gambut
Istilah Jaton akronim Jawa Tondano dan Jamer akronim Jawa Merauke mungkin sudah populer di telinga para pemerhati sosial dan budaya tanah air. Keduanya adalah komunitas (keturunan) suku Jawa yang tinggal dan beranak pinak di seberang lautan tanah nenek moyangnya, Pulau Jawa. Kalau Jaton di daerah Sulawesi Utara dan Gorontalo,sedangkan Jamer di Merauke Papua.
Tapi untuk istilah Jawa Gambut, mungkin baru sebagian kecil saja yang pernah mendengarnya. Seperti komunitas Jaton dan Jamer, secara spesifik istilah Jawa Gambut merupakan sebutan untuk keturunan suku Jawa yang lahir dan besar di tanah Kalimantan, uniknya sebagian besar diantara mereka belum pernah menginjakkan kaki di tanah moyangnya, Pulau Jawa.
Asal muasal istilah "Jawa Gambut", sampai sekarang memang belum ada rujukan dari segi literasinya. Sejauh ini istilah Jawa Gambut lebih banyak menjadi identitas tutur yang berkembang secara spontan dalam masyarakat Kalimantan Selatan. Kalau merujuk dari istilah kata "Gambut" sendiri, secara umum masyarakat Kalimantan Selatan memahami dua hal, yaitu
Pertama, "Tanah Gambut", yaitu jenis tanah yang terbentuk dari sedimentasi lapukan tumbuh-tumbuhan yang dalam kurun waktu tertentu akan ber-mutasi menjadi tanah.
Walaupun sudah bermutasi menjadi tanah, tanah gambut ini kalau musim kemarau yang kering dimana kelembapan dan kandungan air berkurang akan mudah terbakar bila tersulut api dan sangat sulit untuk dipadamkan apabila letak sedimen tanah yang terbakar semakin dalam.
Jenis tanah Gambut inilah yang mendominasi hampir semua daratan dataran rendah di Kalimantan Selatan yang sebagian besar berekologi rawa-rawa lebak.
Kedua,"Kecamatan Gambut", yaitu salah satu kecamatan yang masuk dalam wilayah Kabupaten Banjar yang beribu kota di Martapura si Kota Intan. Kecamatan Gambut, sejauh ini dikenal sebagai lumbung padi-nya Kalimantan Selatan, khususnya untuk varian padi jenis jenis unus dan Siam penghasil beras Banjar super dan nomor wahid dengan harga yang selangit!
Seperti daerah penghasil pertanian umumnya, dahulu daerah Kecamatan Gambut ldentik dengan daerah udik alias “ndeso” sehingga pada era 80-90an penduduk terutama anak mudanya banyak yang “malu” bila harus menyebut alamat tempat tinggalnya sebagai orang gambut. Tapi itu dulu! Roda telah berputar.
Sekarang, Kecamatan Gambut selain tetap dikenal sebagai lumbung padi-nya Kalimantan Selatan, Kec. Gambut juga menjadi etalase Kalimantan Selatan, karena wilayahnya dibelah oleh Jalan Ahmad Yani yang dikenal sebagai jalan lintas Kalimantan satu-satunya yang bisa menghubungkan Kalimantan Barat dan Kalimantan Tengah dengan Kalimantan Timur dan Kalimantan Utara.
Dari dua referensi yang mengandung unsur kata gambut di atas, entah istilah Gambut yang mana yang dijadikan sumber inspirasi terbentuknya istilah Jawa Gambut...!?