Lihat ke Halaman Asli

Kartika E.H.

TERVERIFIKASI

2020 Best in Citizen Journalism

Dalu Nuzlul Kirom (GMH) : Sebuah Gerakan Inspiratif, Yuk Ubah Wajah "Malam" Gang Dolly

Diperbarui: 26 Januari 2016   07:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gerakan Melukis Harapan, Melukis Masa Depan Gang Dolly & Jarak

(Foto : melukisharapan.org)

 

Selayang Pandang Hegemoni Gang Dolly

Siapa yang tak tahu Gang Dolly? Sebuah gang legendaris yang konon di Mancanegara lebih dikenal daripada nama Kota yang menjadi "pemilik-nya", Surabaya? Yaaaah, posisinya kurang lebih sama dengan Pulau Bali dengan Negara Indonesia-lah.....

Sekedar flashback, Gang Dolly dikenal luas sebagai lokalisasi terbesar di Asia Tenggara! ck...ck...ck.....! Disebut-sebut "mengalahkan" lokalisasi Pat Pong di Bangkok Thailand dan Geylang di Singapore, sudah beroperasi berpuluh-puluh tahun lamanya, bahkan ada yang mengatakan sejak jaman penjajahan Belanda. Hal ini merujuk dari penamaan lokalisasinya Gang "Dolly" yang jelas-jelas bukan nama asli Indonesia. Menurut beberapa sumber nama Dolly di ambil dari nama Dolly Van De Mart, yaitu seorang perempuan keturunan Belanda yang pertama kali membuka wisma dengan segmen pelanggan utamanya tentara Belanda yang bertugas di Indonesia. Sudah barang tentu saat itu didalam wisma berisi wanita-wanita cantik pilihan "kelas" bule.

 

Peta Lokasi Markas Gerakan Melukis Mimpi

(Foto : melukisharapan.org)

Sebenarnya yang disebut-sebut Gang Dolly bukan gang seperti namanya tapi sebuah jalan raya Putat Jaya. Secara Administratif masuk wilayah kelurahan Putat Jaya, Kecamatan Sawahan Kotamadya Surabaya, 'Kota Pahlawan" yang juga Ibu Kota Propinsi Jawa Timur. Letaknya yang "strategis" di tengah-tengah Kota Surabaya, menjadikan lokalisasi yang satu ini dianggap sebagai "duri dalam daging" oleh banyak kalangan, walaupun tidak sedikit juga yang mengatakan "tidak ada durinya kok dalam daging di Gang Dolly.....!!!" ha...ha...ha....terserahlah! Sehingga pro dan kontra keberadaan Gang Dolly seperti bagian tak terpisahkan dari perjalanan sejarah Kota Surabaya sampai saat ini meskipun sudah ditutup oleh Walikota Surabaya. Itulah fenomena Gang Dolly yang di caci tapi kadang juga ngangeni. ngangeni....!?

Dikenal sebagai lokalisasi terbesar di Asia Tenggara, semasa jayanya Gang Dolly mempunyai beberapa keunikan yang khas....

pertama, kalau siang hari kita melewati Jalan Putat Jaya yang dikenal dengan Gang Dolly ini, kita seperti melewati jalan biasa layaknya jalan-jalan lain di Kota Surabaya. Pada siang hari aktifitas warganya tampak normal seperti biasa, tidak ada perbedaan yang mencolok. Ter-kamulase? Bisa iya, bisa tidak karena lokalisasi "Gang Dolly" ini memang menyatu dan berbaur dengan kehidupan masyarakat. Suasana berbeda akan terlihat ketika sore atau malam menjelang!

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline