Lihat ke Halaman Asli

kaekaha

TERVERIFIKASI

Best in Citizen Journalism 2020

Oleh-oleh khas Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan

Diperbarui: 24 Juni 2015   05:48

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

13831521631812927327

[caption id="attachment_288938" align="alignleft" width="300" caption="rumah adat bubungan tinggi"][/caption] ‘Kota Seribu Sungai”, itulah julukan kotaku, Kota Banjarmasin. Sebagai IbuKota pemerintahan Propinsi Kalimantan Selatan, Kota Banjarmasin adalah “etalase” Bumi Banjar yaitu tanah bertuah milik masyarakat suku Banjar di selatan Pulau Kalimantan. Kota Banjarmasin dan Pulau Kalimantan secara umum sebenarnya menyimpan segudang eksotisme yang pantas untuk di apresiasi, baik dari sisi budaya, kekayaan alam, maupun geografis dan geopolitiknya (tentu semua pernah mendengar wacana ibu kota Negara di pindah ke Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah). Pernahkah anda membayangkan sebuah kota yang tinggi permukaanya dibawah permukaan laut? Itulah Kota Banjarmasin, yang posisinya 60cm di bawah permukaan laut. Unik-kan?! Sayang, Keunikan Kota Banjarmasin yang satu ini memang jarang ter-ekspos keluar.

Kalau berkunjung ke Banjarmasin, melalui jalur udara, tanda-tanda eksotisme lain, sudah mulai nampak ketika pesawat mulai memasuki wilayah udara muara Sungai Barito. Dari langit, kita bisa melihat DAS sungai Barito yang meliuk-liuk panjang laksana seekor ular raksasa yang menyusui ribuan anak-anaknya di tengah kerimbungan hutan yang hijau. Ribuan anak ular yang tak lain adalah anak-anak sungai Barito inilah yang menjadikan Kota Banjarmasin dijuluki sebagai “Kota Seribu Sungai”, karena banyaknya sungai besar maupun kecil yang membelah bumi Kota Banjarmasin. Selain anugrah alam yang begitu mempesona, Kota Banjarmasin dan Propinsi Kalimantan selatan juga memiliki potensi budaya yang sangat layak untuk di eksplor lebih jauh.

Budaya Banjar sebagai identitas Suku Banjar selalu identik dengan budaya perairan khususnya perairan darat, hal ini dikarenakan wilayah perairan darat yang mendominasi sebagian besar wilayah Propinsi Kalimantan Selatan. PesonaBudaya Banjar inilah magnet bagi pariwisata di Kalimantan Selatan dan Kota Banjarmasin khususnya! Bagi penikmat wisata, icon pariwisata seperti pasar terapung, kerbau rawa, itik Alabio, Soto Banjar dan tentunya kota Intan Martapura pasti sudah akrab di telinga, sedangkan untuk souvenir atau oleh-oleh khas Kalimantan Selatan? Jangan kuatir! Kota Banjarmasin sebagai “etalase” Bumi Banjar, Kalimantan Selatan mempunyai oleh-oleh khas yang betul-betul khas Kalimantan Selatan, diantaranya:

1.Batuan Mulia

Kota Martapura, ibu kota Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan selain dikenal sebagai serambi Makkah-nya Kalimantan juga dikenal sebagai “kota intan”. Kota Martapura inilah ‘surga-nya” pecinta batu mulia, hampir semua jenis batu mulia bisa ditemukan di sini!. Dari harga ribuan sampai milyaran rupiah, semua ada disini. Pusat konsentrasi jual-beli batu mulia letaknya tepat di tengah kota, yaitu di pertokoan Cahaya Bumi Shalawat (CBS), selain lokasinya yang strategis, karakter proses jual beli batu mulia disini layaknya pasar tradisional, sehingga proses interaksi antara penjual dan pembeli lebih intens, dekat, dan akrab, Jadi kalau anda berkunjung ke sini jangan heran kalau tempat ini tidak pernah sepi dari pengunjung baik wisatawan lokal, interlokal, maupun mancanegara.

2.Kain Sasirangan

Kain sasirangan adalah kain khas suku Banjar di Kalimantan selatan. Nama “Sasirangan” sebenarnya adalah kata kerja, yaitu mengadopsi dari proses pembuatannya. “Sa” yang berarti “satu” dan “sirang” yang berarti “jelujur/lajur”. Secara harfiah sasirangan bisa diartikan sebagai proses pen-jelujur/lajur-an yang di simpul/diikat dengan benang atau tali lainnya kemudian di celup untuk pewarnaannya.

Sasirangan setidaknya mengenal 19 motif, di antaranya sarigading, ombak sinapur karang (ombak menerjang batu karang),hiris pudak (irisan daun pudak), bayam raja (daun bayam), kambang kacang (bunga kacang panjang), naga balimbur (ular naga), daun jeruju (daun tanaman jeruju), bintang bahambur (bintang bertaburan di langit), dan kulat karikit (jamur kecil), gigi haruan (gigi ikan gabus), turun dayang(garis-garis), kangkung kaombakan (daun kangkung), jajumputan (jumputan), kambang tampuk manggis (bunga buah manggis), dara manginang (remaja makan daun sirih), putri manangis (putrid menangis), kambang cengkeh (bunga cengkeh), awan beriring (awan sedang diterpa angin), dan benawati (warna pelangi).

Menurut sejarahnya, masing-masing motif kain sasirangan mempunyai fungsi yang berbeda-beda dalam ritual upacara adat suku banjar, ada yang khusus untuk pengobatan orang sakit (ghaib), laung (ikat kepala adat Banjar), Kakamban (serudung), udat (kemben), babat (ikat pinggang), tapih bahalai (sarung/jarik untuk perempuan) dan lain sebagainya. Seiring ke-khasan kain Sasirangan yang “menjual”, peruntukan kain sasirangan tidak hanya sebagai bagian dari ritual adat suku Banjar saja, tapi sudah melebar dan meluas melampaui batas-batas sakral sebagaimana fungsi awalnya. Sekarang, ditangan pejuang-pejuang kreatif, (tanpa berusaha mengubah fungsi utamanya), kain kebanggan masyarakat Kalimantan Selatan ini telah menjelma menjadi berbagai produk seni yang menakjubkan, bahkan sudah siap untuk Go Internasional!

3.AMPLANG

Kalimantan Selatan mempunyai camilan sejenis kerupuk yang dikenal dengan sebutan “Amplang”. Awalnya, bahan baku utama pembuatan Amplang adalah ikan pipih (Notopterus chitalaH.B.) yaitu sejenis ikan air tawar yang habitat alamnya adalah sungai dan rawa, tapi seiring dengan semakin langkanya ikan pipih, perajin amplang memilih ikan tenggiri atau ikan gabus untuk dijadikan bahan baku utamanya dikombinasikan dengan berbagai rempah dan bumbu khas resep turun temurun! Dengan tekstur olahan yang renyah dan lembut, plus aroma dan rasa ikan yang menggoda, hhmm….mak nyuuuus! dijamin bikin anda ketagihan! Sentra pembuatan amplang paling terkenal adalah di daerah Kabupaten Kotabaru, tapi sekarang seiring perkembangan pariwisata di seluruh wilayah Kalimantan Selatan yang begitu pesat menjadikan sentra industri amplang mulai meluas dan berkembang di berbagai daerah di Kalimantan Selatan.

4.PANTING

Panting adalah alat musik petik khas Kalimantan Selatan yang bentuk dasarnya mirip gambus Arab dengan ukuran yang lebih kecil, tapi mempunyai hiasan dengan ornament ukiran dan painting khas Kalimantan Selatan di beberapa bagian. Seperti ukiran kepala naga di bagian kepala Panting dan ornament khas suku Banjar di bagian lambung. Kata “Panting” berarti petik, mengadopsi dari cara memainkannya yakni, membunyikan senar dengan teknik petikan/sentilan.

Awalnya, “Panting” hanya memiliki tiga buah tali atau dawai, dimana masing-masing mempunyai fungsi masing-masing.

Tali pertama disebut pangalik. Yaitu tali yang dibunyikan untuk penyisip nyanyian atau melodi.

Tali kedua, disebut panggundah atau pangguda yang digunakan sebagai penyusun lagu atau paningkah.

Sedang tali ketiga disebut agur yang berfungsi sebagai bass.

Tali “Panting” pada masa lalu dibuat dari haduk hanau (ijuk), serat nenas, serat kulit kayu bikat, benang mesin, atau benang sinali, tapi sekarang benang nilon dan kawat/string (dengan empat bentangan pada badan “Panting”) tampak lebih banyak digunakan karena lebih mudah didapatkan dan bunyinya yang jauh lebih merdu.

Seiring semakin kreatif dan variatifnya ornament penghias yang melekat di badan panting, fungsi panting sekarang tidak hanyauntuk dinikmati alunan nada-nadanya saja, tapi juga cocok untuk benda seni pajangan penghias ruangan.

5.MINIATUR RUMAH ADAT BANJAR

Suku Banjar mempunyai beberapa jenis rumah adat yang sangat khas diantaranya: Bubungan tinggi, Gajah baliku, Palimasan, Balai bini, Tadah alas, Gajah Manyusu, Balai Laki, Palimbangan, Cacak Burung, Lanting, Joglo Gudang dan Joglo Bangun Gudang.

Untuk souvenir miniatur rumah adat banjar, sesuai dengan aslinya bahan baku utamanya adalah kayu. Hanya saja, jenis kayu yang di digunakan adalah kayu agatis, bukan kayu ulin/kayu besi seperti bahan kayu rumah aslinya. Saat ini, miniatur rumah adat Banjar asli Banjarmasin ini menjadi buruan kolektor, baik dari dalam negeri maupun luar negeri.

6. KAOS BANJAR

Trend kaos dengan tema daerah memang lagi booming, tidak ketinggalan di Kota Banjarmasin. Kalau di Jogja ada kaos DAGADU, di Banjarmasin ada kaos HY-MUNK yang artinya senang, bahagia. Berbeda dengan konsep kaos daerah lainnya, Kaos Asli Banjar ini lebih memilih untuk menjadi media promosi bagi berbagai potensi adat dan budaya masyarakat Suku Banjar secara detail. Bila melihat katalg produk dari kaos HY-MUNK, kita seperti melihat dan membaca rekam jejak (ensiklopedi) budaya, adat istiadat dan profil suku banjar serta daerah Kalimantan Selatan secara utuh tanpa harus mengurangi roh artistik dan komersial dari produk kaosnya. Sungguh eksotis dan pasti menarik untuk dipakai dan dikoleksi.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline