Pitutur Agung Sang Bathara Guru adalah buku yang ditulis oleh Lucky Hendrawan atau lebih akrab dipanggil dengan Abah Uci. Beliau adalah seorang tokoh penganut Pikukuh Sunda, budayawan, pengajar, penulis dan sekaligus pengampu paguronan Bumi Dega Sunda Academy.
Buku ini terlahir dari keprihatinan penulis terhadap mulai memudarnya hasil daya cipta leluhur dan mulai memudarnya jati diri manusia dan jati diri bangsa yang diakibatkan oleh dinamika sejarah perjalanan bangsa.
Isi buku ini merupakan penjabaran dari ajar Pikukuh Sunda dan di dalam buku Pitutur Agung Sang Bathara Guru ini diambil dari nasihat-nasihat bijaksana leluhur Sunda yang terdapat dalam naskah kuno seperti; Babad Tanah Jawi, Lontar Sundari Gama, Lontar Kala Tattwa, Naskah Amanat Galunggung, Naskah Siksa Kandang Karesian, dan masih banyak lagi.
Kunjungi https://youtu.be/-BCA67heMvs untuk melihat versi lengkap ulasan mengenai buku ini.
Buku ini ditulis dengan gaya bahasa yang ringan, santai dan sederhana namun sangat padat makna. Dari buku sederhana ini menjadi petunjuk bagi siapapun yang tergerak dan terpanggil untuk mendalami jati diri melalui ajar leluhur kita. Buku ini mewakili dari pitutur-pitutur leluhur Sunda.
Dari buku ini kita dapat memahami bahwa para leluhur kita memiliki jalan kebijaksanaan yang agung. Menurut saya pribadi setidaknya ada 3 poin pokok yang diajarkan melalui buku Pitutur Agung Sang Bathara Guru ini;
- leluhur kita sangat menyadari dan menempatkan kesadaran napas sebagai yang paling utama dan yang paling disyukuri oleh kita sebagai manusia. Tanpa napas, maka tidak ada kehidupan.
- leluhur kita memiliki kesaaran bahwa tubuh kita merupakan manifestasi dari wujud jagat Agung. Tubuh kita sendiri terdiri dari lima elemen alam; air, api, udara, tanah dan akasa. Dan leluhur kita berkesaradan bahwa seluruh jagat semesta ini adalah perwujudan dari Sang Pencipta.
- Ajar Pikukuh Sunda adalah pola pengajaran yang menduduk dan mengajarkan kita untuk harminis dan selaras antara diri kita sendiri, kemudian selaras dengan makhluk ciptaan Tuhan yang lainnya dan selaras dengan Tuhan Sang Sumber Kehidupan.
Pikukuh Sunda selalu menegaskan supaya kita tidak boleh terbiasa mengeluh atas segala nikmat yang diberikan oleh Hyang/Tuhan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H