Lihat ke Halaman Asli

Kadir Ruslan

TERVERIFIKASI

PNS

Sensus Penduduk Online di Tengah Wabah Corona, Ayo Bantu Indonesia

Diperbarui: 2 April 2020   18:32

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber: Badan Pusat Statistik

Badan Pusat Statistik (BPS) belum lama ini mengumumkan bahwa jumlah penduduk Indonesia yang tercatat melalui Sensus Penduduk Online (SPO) yang dilaksanakan sepanjang 15 Februari - 31 Maret 2020 mencapai 32,4 juta orang.

Capaian ini, meski masih jauh dari potensi jumlah masyarakat yang dapat berpartisipasi dalam SPO, patut diapresiasi. Pasalnya, ini kali pertama Indonesia dengan jumlah penduduk nomor empat terbesar di dunia setelah China, India, dan Amerika Serikat melakukan sensus dengan pendekatan Computer Assisted Web Interviewing (CAWI) atau sensus mandiri secara daring. 

Selain itu, jumlah penduduk yang telah berpartisipasi tersebut kurang lebih sama dengan jumlah penduduk Malaysia, bahkan lebih banyak dari jumlah penduduk Australia saat ini.

Harus diakui, pelaksanaan SPO cukup menantang, bukan hanya di Indonesia tapi juga di negara-negara lain. Sensus penduduk online Australia pada 2016, misalnya, hanya mencakup sekitar 9 persen dari target populasi. 

Faktanya, kesadaran masyarakat untuk berpartisipasi dalam SPO masih jauh dari harapan meski informasi yang dikumpulkan sangat penting bagi keberhasilan pembangunan nasional. Isu kerahasiaan data nampaknya juga sangat memengaruhi keputusan masyarakat untuk berpartisipasi dalam sensus daring.

Potensi partisipasi masyarakat dalam SPO sebetulnya sangat besar. Pasalnya, penetrasi layanan internet sudah menjangkau sebagian besar masyarakat. Melakukan aktivitas secara daring juga telah manjadi keseharian sebagian besar orang Indonesia. 

Hasil riset yang dirilis HootSuite dan agensi marketing sosial We Are Social pada Januari 2020 menyebutkan bahwa 64 persen penduduk Indonesia sudah terkoneksi dengan jaringan internet.

Rata-rata waktu yang dihabiskan orang Indonesia berusia 16-64 tahun untuk berselancar di dunia maya sepanjang 2019 juga cukup tinggi, yakni mencapai 7 jam 59 menit per hari. Angka ini lebih tinggi dari rata-rata global yang selama 6 jam 43 menit per hari. 

Padahal, waktu yang dibutuhkan untuk mengisi SPO rata-rata tidak lebih dari 10 menit jika semua dokumen yang dibutuhkan sudah disiapkan (Kartu Keluarga dan Kartu Tanda Penduduk).

Partisipasi masyarakat dalam SPO sebetulnya akan sangat membantu efisiensi pelaksanaan sensus yang relatif mahal karena pelaksanaannya yang bersifat kolosal. 

Dalam Sensus Penduduk 2020 (SP 2020), BPS mengkombinasikan metode pengumpulan data online secara mandiri dan metode konvensional melalui wawancara tatap muka (face to face interview) yang rencananya bakal dilaksanakan pada 1-31 Juli 2020. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline