Lihat ke Halaman Asli

Konflik Papua "Ladang" TNI Dan POLRI

Diperbarui: 26 Juni 2015   00:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bulutangkis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Vladislav Vasnetsov

Indonesia,(31/10)

Sampai sekarang belum ada satu pihak yang bertanggungjawab atas konflik yang terjadi di negeri Cendrawasih Papua, bahkan Presiden Republik Indonesia Susilo Banbang Yudhono memandang sebelah mata konflik yang terjadi.

Saya orang awam dan hanya melihat secara intens perkembangan konflik Papua melalui media televisi maupun media cetak, ada kejanggalan yang terjadi dalam pandangan saya. Pertanyaan mendasar dalam pikiran saya, sangat rumitkah penyelesaian konflik di Tanah Papua yersebut?.

Penyelesaian konflik yang terjadi di daerah timur republik ini sangatlah simple apabila tidak ada hiden agenda adari para elit, khususnya TNI (Tentara Nasional Indonesia) dan POLRI (Polisi Republik Indonesia). Bukti terakhir dan mereka telah mengakuinya, dalam konflik, mereka diberi anggarang pengaman. Lalu masihkah kita bertanya, siapa di balik konflik Papua?..Saya rasa sudah sangat jelas.

Pimpinan negara ini seolah tutup mata, dan tidak berani mengambil resiko. Apa susahnya, menyuruh TNI dan POLRI untuk berjuang bukan karena materi (uang) tetapi demi kedamaian NKRI yang kita cintai ini?. Ketegasan pemimpin adalah harapan kita bersama.

Memelihara konflik Papua sama artinya memberikan keleluasaan bagi TNI dan POLRI untuk mengeruk kekayaan negeri ini. Anggaran miliaran rupiah untuk biaya pengamanan konflik di Papua adalah proyek ilegal yang dilakukan dua institusi tersebut.

Lalu, masihkah kita berharap kepada mereka? jawabannya tidak. Konflik di Tanah Papua adalah pundi-pundi uang para aparat.

"Warga Butuh Keadilan Ekonomi" dengan konflik "Negara ini Semakin Membodohi Warga Papua"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline