Lihat ke Halaman Asli

Sudahkah Saatnya Indonesia Beralih ke Tenaga Surya?

Diperbarui: 28 Oktober 2016   18:31

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Ada kepercayaan kalau negara yang masih di dalam tahap berkembang, lebih cenderung untuk tidak memikirkan kemajuan dari energi terbarukan. Akan tetapi dengan pesatnya perkembangan ekonomi dan industri di Indonesia, ada baiknya kita juga mulai memikirkan sumber energi lainnya. Masa kita mau terus bergantungan terhadap sumber energi non-terbarukan?

Sejak masuk ke sekolah dasar, kita sebenarnya sudah diajarkan ada yang namanya sumber energi terbarukan dan tidak terbarukan. Di mata pelajaran IPA, dicantumkan juga sumber energi mana saja yang berkelanjutan. Kalau dilihat dari sisi geografis dan ekologi Indonesia, sebenarnya hampir semua sumber energi terbarukan ada di negara kaya nan indah ini.

Komposisi energi terbarukan di Indonesia meningkat

Pengembangan energi terbarukan kini mengikuti Perpres No. 5 Tahun 2006 yang menjelaskan soal kontribusi energi terbarukan pada tahun 2025 sebesar 17%. Dengan ditambahnya agenda Presiden Joko Widodo untuk meningkatkan aliran listrik sampai 35.000 MW, komposisi kontribusi energi terbarukan naik menjadi 23%.

Hampir di tiap titik daerah di Indonesia terdapat sumber energi terbarukan yang dapat dijadikan sumber aliran listrik. Terdapat delapan sumber energi terbarukan di Indonesia yang paling dapat diandalkan, yaitu:

  • Biofuel atau bahan bakar hayati yang dihasilkan dari bahan organic seperti ganggang, tebu dan kelapa
  • Biomassa, bahan biologis yang hidup seperti bakar kayu, limbah dan alkohol, yang sekarang dikembangkan di PLTBM Pulubala, Gorontalo.
  • Panas bumi atau geothermal, sumber energi dari panas yang di simpan dalam bumi. Telah dinyatakan bahwa Indonesia adalah penghasil panas bumi terbesar di dunia dengan lebih dari 299 lokasi geothermal. Terdapat banyak PLTP yang sekarang sudah mulai beroperasi untuk aliran listrik.
  • Air, menggunakan energi kinetic dari aliran air. PLTA di Indonesia di katakan memenuhi 20% konsumsi listrik.
  • Angin, sama seperti air, sumber energi angin juga menggunakan potensi energy kinetik. Salah satu PLTB dapat ditemukan di Bantul, Yogyakarta.
  • Surya, atau energi matahari, menjadi salah satu opsi yang paling ekonomis dan mudah di implemntasikan terutama di daerah-daerah pelosok. Contoh penggunaan tenaga surya dapat dilihat di Bali, dan NTT. PLN baru akhir-akhir ini menyetujui untuk lebih memfokuskan investasi terhadap tenaga surya karena besarnya potensi.

Dari semua energi terbarukan di Indonesia, tenaga surya bisa jadi jawaban

Salah satu potensi yang sedang tengah ramai dibicarakan adalah tenaga surya. Menteri ESDM baru, Ignasius Jonan, sedang dalam persiapan keluarnya Peraturan Menteri ESDM Nomor 19 Tahun 2016 soal Pembelian Listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) oleh PT PLN (Persero). Tenaga surya dapat menjadi jawaban untuk energi yang berkelanjutan karena iklim Indonesia yang tropis dan radiasi surya yang kuat, mencapai angka 5.1 kWh/m2. Tenaga surya juga jauh lebih ekonomis dibanding dengan PLTD atau pembangkit listrik tenaga diesel, dimana PLTS lebih menekan biaya produksi tarif listrik sampai sebesar $0.01 per KwH, dimana PLTD di angka $0.04  per KwH.

Hanya saja, untuk membangun pengembangan pembangkit listrik tenaga surya yang lebih banyak, butuh komitmen bukan saja dari Kementerian ESDM, akan tetapi juga dari pihak PT PLN dan pihak ketiga yang akan menyediakan teknologi sel surya. Kerjasama dan komitmen tinggi dari ketiga pihak ini baru akan menghasilkan peningkatan penggunaan energi terbarukan berdasarkan tenaga surya.

Agar Indonesia lebih peduli dan lebih berkomitmen terhadap pengembangan energi surya, sebagai rakyat Indonesia, ada baiknya kita lebih meningkatkan pengetahuan soal energi terbarukan. Dengan ini, masyarakat lebih bisa memahami dan mengawasi Kementerian ESDM dan PT PLN dan kontribusinya terhadap penggunaan energi terbarukan di Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline