Pernah nggak kamu ketemu seseorang yang menarik perhatian, bikin nyaman, punya chemistry yang kuat, nyambung ngobrolnya, punya kecocokan dalam banyak hal dan bikin kamu mikir kalau ini nih orang yang selama ini kamu cari!
Tetapi, ketika kamu memperlihatkan tanda-tanda ingin naik ke "level berikutnya" ia malah menunjukkan perilaku menghindar yang bikin kamu bingung akan sikapnya dan status hubungan kalian sendiri.
Mungkin kamu akan lebih paham kalau kamu pernah menonton film yang berjudul Nanti Kita Cerita Tentang Hari Ini dan sosok Kale yang menarik perhatian namun bikin greget penonton karena sikapnya yang bikin nyaman namun terkadang misterius. Nah, perilaku seperti karakter Kale ini disebut dengan istilah avoidant personality disorder (AVPD). Apa sih AVPD itu?
Melansir dari alodokter.com, Avoidant personality disorder adalah gangguan kepribadian yang ditandai oleh perasaan malu, menghindar, cemas, merasa tidak berharga dan takut berlebihan terhadap suatu penolakan dari orang lain.
Mungkin banyak orang berpikir, perasaan malu dan takut akan penolakan suatu hal yang lumrah. Tetapi, AVPD bukanlah sifat pemalu yang biasa karena gangguan ini dapat membuat penderitanya enggan terlibat dalam interaksi sosial yang intim atau sulit untuk menjalin hubungan yang dekat dengan orang lain.
Meski penyebab AVPD belum diketahui secara pasti. Namun, faktor keturunan atau genetik diduga turut berperan dalam membuat seseorang mengalami AVPD. Tak hanya faktor genetik, peristiwa traumatis masa kecil seperti pelecehan fisik maupun emosional, penelantaran hingga pola asuh yang kurang baik dapat meningkatkan risiko seseorang menderita AVPD.
Selain rasa malu dan takut berlebihan akan penolakan. Penderita AVPD juga mengalami beberapa gejala berikut:
- Terlalu sensitif dan mudah tersinggung ketika menerima kritik
- Kerap memandang negatif dirinya atau memiliki self-esteem yang rendah
- Susah atau sama sekali tidak bisa percaya kepada orang lain
- Sering menghindari pekerjaan atau aktivitas yang melibatkan kontak atau interaksi dengan orang lain
- Cenderung memiliki pola pikir yang negatif atau terlalu pesimis
- Sering merasa cemas berlebihan
Enggan melakukan banyak hal dan mencoba sesuatu baru karena tidak ingin mengambil risiko serta merasa tidak mampu
Meski demikian, kita tidak boleh dengan praktis mengecap bahwa seseorang mengalami AVPD. Gangguan ini pun perlu dicek lebih jauh pada ahli profesional seperti psikolog atau psikiater.
Orang yang mengalami AVPD biasanya akan sulit mengubah perilakunya sendiri, takut menjalin hubungan dengan orang lain pada jenjang serius dan cenderung menarik diri dari lingkungan sosial. Ya, AVPD dapat memengaruhi kehidupan penderitanya secara signifikan jika tidak ditangani dengan cepat dan tepat.
Tidak sedikit penderita AVPD yang merasa dirinya tidak membutuhkan penanganan yang serius. Padahal, sama seperti gangguan kepribadian lainnya AVPD bukanlah bukanlah gangguan yang mudah untuk ditangani karena mindset penderita yang telah tertanam bertahun-tahun.