Lihat ke Halaman Asli

Mengenal Panca Sradha sebagai Dasar Keyakinan Agama Hindu

Diperbarui: 11 Mei 2023   16:46

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

forumstudimajapahit.con

Agama Hindu atau Hinduisme berasal dari bahasa Sansekerta yang merupakan agama mayoritas di Asia Selatan, khususnya Nepal dan India. Agama ini menawarkan komitmen berkelanjutan atau "abadi" untuk dilakukan oleh semua orang, tanpa memandang sekte atau kasta. Kewajiban tersebut meliputi kebersihan, pengendalian diri dan kejujuran. Agama Hindu adalah salah satu agama tertua di dunia yang memiliki keyakinan yang kaya dan mendalam tentang alam semesta, tujuan hidup, dan hubungan antara manusia dengan Tuhan. Salah satu aspek yang mendasar dalam agama Hindu adalah Panca Sraddha, yang terdiri dari lima konsep penting: percaya terhadap Tuhan, Atma, Karma, Punarbawa, dan Moksha.  Dasar inilah yang membuat semua umat Hindu percaya dan yakin akan adanya Tuhan atau Sang Hyang Widhi Wasa. Umat Hindu kerap menggunakan prinsip-prinsip kearifan lokal sebagai pedoman hidup di dunia. Dalam Agama Hindu terdapat tiga kerangka dasar yang harus dianut, yaitu:

1. Tattwa, yaitu ilmu filsafat agama

2. Susila, yaitu ilmu budi pekerti

3. Upacara, yaitu pengetahuan yajna, upacara keagamaan

Dalam ajaran tattwa inilah "sradha" atau keyakinan diajarkan. Pada dasarnya sradha dapat dipahami sebagai kepercayaan terhadap sesuatu. Dasar keyakinan agama Hindu terdiri dari lima aspek yang disebut Panca Sradha. Panca berarti lima dan sradha berarti sikap berdasarkan kebenaran atau keyakinan. Jadi, Panca Sradha berarti lima keyakinan yang melandasi seluruh aspek kehidupan umat Hindu. Realisasi kepercayaan ini ada dalam aktivitas sehari-hari umat Hindu. Mereka begitu mempercayai akan keberadaan Widhi Tattwa atau Tuhan. Dengan kepercayaan ini, umat Hindu mengikuti ajaran kitab suci mereka. Oleh karena itu, umat Hindu memiliki rasa pengabdian terhadap semua kekuatan Tuhan.

Bagian-Bagian Panca Sradha 

1. Brahman ( Percaya akan adanya Tuhan)

Agama Hindu percaya pada keberadaan satu Tuhan yang ada dalam berbagai bentuk dan wujud. Tuhan dalam agama Hindu disebut dengan nama-nama yang berbeda seperti Brahma, Wisnu, Siwa, Saraswati, Lakshmi, dan masih banyak lagi. Tuhan dalam agama Hindu diperlakukan sebagai entitas yang universal, yang memiliki kekuasaan untuk menciptakan, memelihara, dan menghancurkan alam semesta. Tuhan dalam Hinduisme dapat diberi berbagai nama dan bentuk, tetapi pada akhirnya mereka adalah manifestasi dari satu kekuatan ilahi yang sama. Keyakinan ini memberikan dasar bagi pemahaman tentang hubungan manusia dengan Tuhan dan memberikan arahan moral dan etika dalam kehidupan sehari-hari, serta menjadi sumber kebahagiaan dan kebaikan, dan para pengikutnya diharapkan untuk hidup dalam keberadaan Tuhan dalam setiap tindakan mereka. Keyakinan terhadap Tuhan dapat tumbuh dalam banyak hal. Dalam agama Hindu, kepercayaan terhadap Sang Hyang Widhi bersumber dari Tri Pramana. Tri artinya tiga dan pramana artinya jalan. Maka Tri Pramana merupakan tiga cara guna menaikkan keimanan kepada Sang Hyang Widhi.. Ketiga cara tersebut, yaitu;

a. Agama Pramana, yakni percaya kepada Sang Hyang Widhi atau sesuatu berdasarkan cerita, kata-kata suci atau orang yang dapat dipercaya seperti Maharsi. Dalam hal ini, kepercayaan dibentuk atas dasar kesaksian yang dinyatakan dalam kata-kata dan kesaksian Veda. Kesaksian Veda lengkap, tetapi kesaksian manusia tidak. Kesaksian manusia dianggap benar apabila orang yang menyaksikan tersebut memang dapat dipercaya, seperti Maharsi

b. Anumana Pramana, yakni percaya pada Sang Hyang Widhi dengan membuat kesimpulan dengan perimbangan yang logis.

c. Praktyaksa Pramana, yakni percaya kepada Sang Hyang Widhi melalui pengalaman atau pengamatan langsung. Orang dapat melihat kehadiran Sang Hyang Widhi menerima ajaran ilahi untuk membimbing orang. . Namun, orang ini harus memiliki kemurnian jiwa.

2. Atman (kepercayaan pada Atman)

Kepercayaan akan adanya Atman atau Ruh Suci. Atma adalah cbagian terkecil dari Tuhan. Kata atman berasal dari kata “an” yang berarti “nafas”. Umat Hindu juga percaya bahwa keberadaan Jiwatman membantu seseorang untuk bertahan hidup. Atma yang terpancar dari Hyang Widhi memiliki sifat “Antarjyotih” (bersinar, tidak ada yang bersinar, tanpa awal dan tanpa akhir, dan sempurna ). Hinduisme mengajarkan bahwa setiap makhluk hidup memiliki Atma yang abadi dan tak terpisahkan dari Tuhan. Atma dianggap sebagai aspek spiritual manusia yang terhubung dengan kesadaran dan kemanusiaan. Jiwa dipandang sebagai entitas yang melekat pada tubuh fisik dan mengalami proses kelahiran dan kematian. Pemahaman tentang Atma membawa kesadaran akan pentingnya menjaga keutuhan dan kemurnian jiwa dalam perjalanan hidup.Percaya kepada keberadaan Atma memperkuat keyakinan bahwa setiap individu memiliki nilai intrinsik dan tujuan hidup yang unik. Atma yang menghiduni manusia disebut Jiwatman. Atma yang menghidupi hewan disebut Janggama. Adapun atma yang menghidupi tumbuhan disebut Sthawara.

3. Karma (Percaya dengan Hukum Karma)

Dalam ajaran agama Hindu percaya akan adanya Karmaphala. Kata karma sendiri berarti perbuatan atau perbuatan sedangkan phala berarti hasil yang dicapai. Sedangkan Karma Phala menunjukkan akibat yang diperoleh dari perbuatan yang dilakukan. Ketika niat dan tindakan seseorang memengaruhi masa depannya, niat dan tindakan baik menciptakan karma baik dan kelahiran kembali yang bahagia, dan sebaliknya, niat dan tindakan buruk menciptakan karma buruk dan kelahiran kembali yang tidak bahagia. Perbuatan baik disebut Subha Karma, sedangkan perbuatan buruk disebut Asubha Karma. konsep ini penting dalam agama Hindu yang menyatakan bahwa setiap tindakan yang dilakukan akan menghasilkan konsekuensi yang sesuai, baik itu dalam kehidupan saat ini maupun dalam kehidupan berikutnya. Artinya, setiap tindakan yang dilakukan seseorang akan memiliki dampak pada kehidupannya di masa depan. Konsep ini mengajarkan bahwa kita bertanggung jawab atas tindakan kita sendiri dan harus menerima konsekuensi dari tindakan tersebut.

Umat Hindu selalu yakin terhadap hukum sebab akibat dalam menjalani kehidupan. Karmaphala sendiri dibagi menjadi 3 yakni :

a. Sancita Karmaphala, merupakan ganjaran atas perbuatan kehidupan lampau yang belum sepenuhnya diapresiasi. Pahala adalah benih perbuatan yang menentukan hidup kita sekarang. Jika kita berbuat baik di kehidupan kita sebelumnya, kita juga akan berbuat baik di kehidupan sekarang. Sebaliknya, jika perbuatan kita sebelumnya buruk, kehidupan kita sekarang juga akan buruk. Oleh karena itu, Karmaphala ini disebut Karmaphala Masa Lalu-Sekarang.

b. Prarabda Karmaphala, merupakan pahala atas perbuatan hidup ini tanpa istirahat. Dengan kata lain, kita dapat menikmati ganjaran dari tindakan kita saat ini dalam hidup ini. Jika kita berbuat baik sekarang, kita akan segera menerima imbalan yang baik. Sebaliknya, jika kita berdosa sekarang, kita akan segera menderita. Oleh karena itu, Karmaphala ini disebut Karmaphala Cepat atau Karmaphala Sekarang.

c. Kriyamana Karmaphala, merupakan hadiah atas perbuatan yang tidak dapat dinikmati sekarang, tetapi akan diterima di kehidupan berikutnya. Jika kita berbuat baik sekarang, imbalannya di kehidupan selanjutnya akan baik. Jika perbuatan kita sekarang buruk, imbalannya di kehidupan selanjutnya juga akan buruk. Oleh karena itu, Karmaphala ini disebut Karmaphala masa kini yang akan datang.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline