Lihat ke Halaman Asli

Catur Marga dan Tempat Suci Agama Hindu

Diperbarui: 3 April 2024   12:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Catur Marga

Dalam ajaran Agama Hindu, Catur Marga adalah sebuah konsep ajaran yang termasuk bagian dari aspek Tattwa dalam kerangka dasar agama Hindu. Catur Marga berasal dari kata "catur" yang berarti empat dan "marga" yang berarti jalan. Catur Marga juga sering dikenal dengan sebutan Catur Marga Yoga. Catur Marga umumnya didefinisikan sebagai empat jalan untuk mencapai moksha dan membangun jagaddhita.

Catur Marga terdiri dari empat bagian, yakni:

Bhakti Marga Yoga: Bhakti Marga adalah jalan pengabdian kepada Ida Sang Hyang Widhi melalui cinta kasih yang luhur dan mulia. Dalam Bhakti Marga, seseorang menyembah Tuhan dalam wujud yang abstrak dan nyata, seperti menggunakan nyasa atau pratima berupa arca atau mantra.

Karma Marga Yoga: Karma Marga adalah jalan pengabdian kepada Tuhan melalui tindakan dan perbuatan yang baik. Dalam Karma Marga, seseorang melakukan perbuatan baik dan mengikuti tata cara yang ditentukan oleh agama Hindu.

Jnana Marga Yoga: Jnana Marga adalah jalan pengetahuan suci menuju Tuhan Yang Maha Esa. Dalam Jnana Marga, seseorang mencapai pemahaman yang mendalam tentang hakikat Tuhan melalui pengetahuan yang benar dan penelitian yang mendalam.

Raja Marga Yoga: Raja Marga adalah jalan tertinggi untuk menghubungkan diri dengan Tuhan melalui praktik Yoga. Raja Marga memerlukan pengendalian diri, disiplin diri, pengekangan, dan penyangkalan terhadap hal-hal yang bersifat keduniawian.

Catur Marga Yoga merupakan empat tahapan berjenjang dalam mencapai pemahaman akan hakikat Tuhan, hakikat kesemestaan, hakikat bertingkah laku, ritual, dan pemahaman-pemahaman tentang pengetahuan hakiki lainnya.

Tempat Suci Agama Hindu Agama Hindu

Tempat suci agama Hindu adalah tempat atau bangunan yang dikeramatkan oleh umat Hindu untuk melakukan persembahyangan dan memuja Brahman beserta aspek-aspeknya. Tempat suci Hindu umumnya terletak di tempat-tempat yang dikelilingi oleh alam yang asri, seperti laut, pantai, gunung, gua, hutan, dan sebagainya. Sungai-sungai suci, seperti Sungai Ganges di India, dipandang sebagai tempat yang suci dan berenergi spiritual. Gunung-gunung suci, seperti Gunung Kailash di Tibet, juga dianggap sebagai tempat yang suci dan dapat menjadi tempat untuk mencapai pembebasan roh.

Di Indonesia, terdapat banyak pura yang digunakan untuk melakukan persembahyangan dan memuja Hyang Widhi serta leluhur. Di Bali, setiap desa umumnya memiliki tiga pura utama yang disebut Pura Tiga Kahyangan atau Pura Tri Kahyangan. Pura Kahyangan Tiga adalah konsep pura yang terdapat di setiap desa adat di Bali. Secara etimologi, kata "Kahyangan Tiga" berasal dari kata "Kahyangan" yang berarti tempat suci dan "Tiga" yang artinya tiga. Konsep ini terdiri dari tiga buah tempat suci, yaitu Pura Desa (atau Pura Bale Agung) yang merupakan tempat pemujaan Dewa Brahma dalam fungsinya sebagai pencipta alam semesta, Pura Puseh yang merupakan tempat pemujaan Dewa Wisnu dalam fungsinya sebagai pemelihara, dan Pura Dalem yang merupakan tempat memuja Dewa Siwa dalam wujud Dewi Durga dengan fungsi sebagai pemralina alam semesta. Konsep Pura Kahyangan Tiga ini memiliki sejarah yang masih belum pasti, namun terdapat catatan mengenai pertemuan besar antar berbagai penganut Hindu di Bali yang menyepakati konsep ini. Saat ini, Pura Kahyangan Tiga terdapat di setiap desa adat pekraman di Bali, dan merupakan konsep sosial religius Tri Murti Tatwa yang dicetuskan sebagai tempat suci untuk memuja tiga dewa yang disebut sebagai Tri Murti.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline