Lihat ke Halaman Asli

kadek lisa

Mahasiswi

AJI Indonesia dan Amnesty Internasional Indonesia Berkolaborasi Melaksankan Webinar Jurnalis, Buzzer dan Anak Muda

Diperbarui: 4 Juli 2021   19:36

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dok. pribadi

Memperingati hari Kebebasan Pers Dunia Aji Indonesia dan Amnesty Internasional Indonesia berkolaborasi melaksankann webinar yang bertema Jurnalis, Buzzer dan Anak Muda. Pada Senin 3 Mei 2021 yang dilaksankan secara dari melalui zoom meeting dan disiarkan langsung melalui youtube dan Instagram Aji Indonesia dan Amnesty Internasional Indonesia. Webinar ini menghadirkan tiga narasumber yaitu Azizah Hanum dari ancer CNN Indonesia, Raka Ibrahim dan Adini.

Hal yang menarik  dalam acara tersebut adalah tanggapan dari narasumber terkait masih adakah  idealisme yang dimiliki seorang jurnalis atau media.Menurut  Hanum  "Ketika kita masih bisa mengakses informasi berarti idealisme masih hidup. Masyarakat sudah sangat pintar sebagai pengguna diigital dimana sudah tahu apa yang akan di konsumsi, genre apa yang ingin dilihat semua menu itu sudah tersedia jadi selama masih bisa membaca berita di kanal-kanal televisi, radio maupun di media-media kridiibel saya rasa idealisme masih ada" ujarnya

Sementara menurut "Raka jurnalis harus berpihak kepada kebenaran dimana kita sebagai jurnalis harus tetap bersikap kritis terhadap apa yang terjadi  tanpa takut untuk disikat dalam artian dikeluarkan atau dikucilkan karena memberitakan hal yang tidak menarik tentang suatu media atau partai politik  dan idealisme akan bergeser seiring berjalan waktu yang terjadi pada seseorang baik bergeser karena memudar atau bergeser karena sudut pandang seseorang berubah tetapi selama ingat bahwa prinsip dasar junalis itu hanya memberitakan kebenaran". Ujarnya

Sementara itu menyingung soal Fenomena pernikahan influencer yang diberitakan oleh media dibandingkan memberitakan sebuah bencana alam menurut andini itu adalah suatu yang tidak bisa kita ubah karena yang bersangkutan sudah memilik kepentingan sediri dan sudah  ada agenda setting. "kalau kalian tidak suka melihat pernikahan influencer diberitakan oleh media kalian bisa mengganti chanell seperti mendengarkan poadcast atau yang lainnya. Jadi jika kita tidak suka  dengan konten itu kita tidak bisa mengubahnya karena yang bersangkutan memiliki kepentinganya sendiri. Mungkin bagi sebbagin orang hal ini tidak bemutu namun di luar itu banyak hal yang bermutu. Disamping itu media juga memiliki kuasa untuk mengubah atau menciptakan konten-konten yang bermutu" ungkapnya.

Acara ini bertujuan agar generasi muda yang saat ini sebagai digital native dapat memahami pentingnya jurnalisme ditegah disrupsi digital. Dengan memahami jurnalisme dihrapakan kalangan muda dapat mmenyebarkan infomasi yang sesuai denga fakta.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline