Lihat ke Halaman Asli

Suara Rakyat Suara Bali

Diperbarui: 18 Juni 2015   02:23

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"BALI TOLAK REKLAMASI" merupakan sebuah kalimat yang paling sering kita dengar belakangan ini di bali. Hashtag #BaliTolakReklamasi bertebaran diberbagai sosmed. Baliho-baliho dan spanduk yang menolak tegas reklamasi Teluk Benoa berdiri tegak di beberapa sudut kota Denpasar dan di kabupaten lain. Tetapi saat ini (27/08) baliho-baliho yang sebelumnya berdiri kokoh telah dirusak oleh tangan tangan yang tidak bertanggung jawab ( kemungkinan orang bayaran). Baliho-baliho yang dibangun swadaya oleh masyarakat Bali dirusak tepat di hari dimana presiden SBY dan presiden terpilih Jokowidodo mengadakan pertemuan di Bali. Ada apa gerangan ? Apa para penguasa , investor / elite pro reklamasi takut jika Presiden terpilih Jokowi melihat baliho tersebut ? Takut jika sang presiden terpilih mendengar suara rakyat Bali ? INGAT. SUARA RAKYAT TAK AKAN BISA DIBUNGKAM.

Hal itulah yang membuat saya tergerak untuk menulis ini. Saya bukan seorang penulis, saya hanya ingin mencurahakan kegelisahaan hati saya terkait reklamasi teluk benua. Jadi penulis minta maaf jika ada tulisan yang kurang berkenan.Sebagai masyarakat Bali saya ingin mencurahkan apa yang saya lihat dari sudut pandang saya terkait kasus ini. Sebelumnya saya merupakan salah seorang masyarakat yang berada di “zona nyaman”. Jadi saya kurang tertarik dengan pemerintahan dan tentang kebijakan kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah.Tapi tidak untuk kali ini. Pertama kali saya mendengar hal ini adalah ketika Walhi Bali menyuarakanya, kebetulan saya memfollow akun twitter Walhi Bali ketika kasus tahura. Pertama kali saya mendengar reklamasi teluk benoa tersebut saya langsung mempelajari, apa yang sebenarnya terjadi dan apa dampak yang akan kita terima. Beberapa dampak yang saya lihat disini jika teluk tersebut direklamasi,: 1.Kemana larinya air tersebut ?apa para proreklamasi ini tidak diajarkan hukum Archimedes ketika masih SD ? atau mereka tidak peduli terhadap daerah pesisir Bali ? Entahlah, hal itu hanya tuhan dan mereka yang tahu. 2. Rencananya disana akan dibangun hotel & resort elit. Berarti mereka membutuhkan pasokan listrik dan air yang cukup besar, lalu darimanakah mereka mendapatkan air ? seperti yang kita ketahui, beberapa daerah di bali sudah sedikit kesulitan untuk mendapatkan air, sekarang jika air untuk jatah masyarakat ini dicaplok oleh hotel” & resort yang rencananya akan dibangun di daerah reklamasi ini, bagaimana dengan masyarakatnya ? apakah pemerintah akan mengutamakan pasokan air untuk masyarakat atau untuk hotel hotel itu ? 3. Kenapa tidak menjadikan serangan sebagai contoh ? apakah reklamasi tersebut berhasil ? Siapa yang paling diuntungkan dengan adanya reklamasi ini ? Tentu saja akan ada masalah sosial & budaya yang akan muncul jika proyek ini dilakukan.Bukankah sebagai masyarakat Bali kita dari kecil diajarkan Tri Hita Karana ? Apa kita akan menghancurkan kebudayaan kita sendiri dengan merusak keseimbangan alam Bali ? Ingat, Bali terkenal karena alamnya yang asri dan budaya Bali itu sendiri.

Banyak masyarakat Bali yang tidak paham mengenaiapa dampak yang ditimbulkan oleh reklamasi tersebut. Sehingga mereka mendiamkan dan “masa bodo” terhadap reklamasi tersebut.Banyak juga masyarakat yang belum mengetahui apa apa. Wajar saja, karena gerakan penolakan dan dampak reklamasi ini lebih gencar dilaksanakan di dunia maya, bukankah kita tahu sendiri tidak semua masyarakat bali bisa menggunakan internet? Jadi ada beberapa kalangan masyarakat yang tidak tahu dampak reklamasi tersebut, dan dijadikan sasaran oleh pihak pihak yang proreklamasi dengan membentuk suatu opini. Salah satu opini yang saya lihat adalah mereka hanya mengetahuijika reklamasi itu akan membuat hotel dan resort mewah, dan akan menjadikan bali ini semakin terkenal. Penolakan reklamasi yang sedang gencar dilakukan ini menurut mereka bukan karena kesadaran masyarakat akan akibat yang ditimbulkan oleh reklamasi. Masih banyak masyarakat kita yang berpikir jika #BaliTolakReklamasi itu memiliki unsur politik, masih berpikir jika #BAliTolakReklamasi itu dimaksudkan untuk menjatuhkan salah satu pemimpin yang dilakukan oleh kubu lawan (terkait pilkada Bali).Karena itulah kita harus merubah opini tersebut dengan menjelaskankepada saudara/ orang orang terdekat kita yang masih belum mengetahui apa dampak yang akan ditimbulkan oleh reklamasi tsb.

Tetap semangat saudara saudaraku.. Jangan menyerah hanya karena mereka merobek baliho baliho kita. Itu bukti bahwa apa yang sedang kita perjuangkan itu tidak salah. Itu bukti bahwa mereka takut dengan gerakan kita. Mari tetap berjuang untuk mewariskan Bali yang Bersih, Aman, Lestari, Indah untuk anak cucu kita. Mari kita warisi keindahan alam Bali yang kita lihat dulu untuk anak dan cucu kita kelak.

BALI TOLAK REKLAMASI




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline