Tari Gambuh merupakan kesenian yang berasal dari Kerajaan Majapahit. Kesenian Gambuh merupakan kesenian yang paling tua di Bali. Masa keemasan/puncak dari Tari Gambuh adalah pada masa Kerajaan Waturenggong. Tari Gambuh menceritakan tentang cerita zaman kerajaan dengan beberapa tokoh patokan yaitu prabu, demang, arya, dan sebagainya.
Tari Gambuh berasal dari dua kata yaitu; "gamelan" dan "embuh". Arti dari kata "embuh" adalah hilang. Jadi Gambuh adalah gamelan yang hilang, maksudnya Tari Gambuh merupakan tarian yang menggunakan gamelan atau iringan musik yang sederhana seperti seruling, kecek, kendang kerumpung dan sebagainya. Pertunjukan Tari Gambuh lebih menegaskan dialog dan gerak tarian sesuai gending/iringan gamelan.
Keberadaan Tari Gambuh di Desa Adat Anturan, berawal dari leluhur (penglingsir) yang bernama Kumpi Lemek membuat Tari Topeng Detya yang bertujuan untuk menjadi Kelika yang dipakai pada Tari Baris Pendet. Suatu saat ada suatu pawisik/pabaos (bisikan/wahyu) bahwa Topeng Detya ini dipertunjukkan pada Tari Gambuh. Tokoh dalam Tari Gambuh Desa Anturan terdiri dari Panji, Demang-demung, Nak bagus, Punakawan, Detya dan lain sebagainya.
Keunikan dari Tari Gambuh adalah semua penari yang terlibat dalam pementasan tari ini adalah seorang laki-laki. Penari yang menarikan Tari Gambuh minimal melakukan Pewintenan Saraswati (penyesuaian diri secara niskala yang paling sederhana). Jadi, tidak sembarang orang dapat memerankan tokoh dalam Tari Gambuh ini.
Referensi:
Rupiana, I., N., S., 2021, TOPENG SESUHUNAN DETYA : KAJIAN BENTUK, FUNGSI DALAM TARI GAMBUH DESA ADAT ANTURAN DITINJAU DARI NILAI KESAKRALANNYA.
Sutirtadana, I., P., 2022, Pementasan Tari Tabuh Pada Piodalan Di Pura Desa, Desa Adat Anturan Kecamatan Buleleng Kabupaten Buleleng (Kajian Komunikasi Budaya Hindu), PRABA VIDYA VOLUME 2 NOMOR 1 2022
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H